Author : Park Sungyeon
Main cast :
©
Lee Soon kyu [
Sunny ]
©
Lee Sungmin
Other cast :
©
Kim Taeyeon
©
Cho Kyuhyun
©
Choi Sooyoung
©
Park Jung soo [
Leeteuk ]
©
etc.
Genre : Romance, school life,
friendship, etc
Leath : Chapter
Desclaimer : Yang gak suka
couple ini mending bunuh diri #plak
––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
Jangan ada Silent readers di sini!
Jangan ada Silent readers di sini!
Back again! Halo cewek-cewek,
cowok-cowok, nenek-nenek, kakek-kakek, bapak-bapak, emak-emak, tante-tante,
om-om, sepupu-sepupu, buyut-buyut, setan-setan, dan banci-banci sekalian! Apa
kabare?! Ff ini kembali dengan cerita yang lebih aneh. Tapi dijamin, begitu
baca gak akan ada liur ngenetes. Tapi kalau ada yang pingin liuran silakan.
Tapi jangan di muka author. Ngiler di muka kyu oppa aja ya #authordipanggang
––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
Sunny pov
“yaa! mau kemana kau?! Ikut aku
sekarang!” seruku mengejar sungmin.
Entah, dimana kami
berdua sekarang. Di tempat yang agak gelap dan tidak Memiliki jalan keluar.
“aku tidak mau! Kau kesana duluan saja.
Aku masih lama disini,”
“shiero! Ikut aku!”
“yaa! sudah harus berapa kali ku
katakan, nanti kau pasti ku susul! Tenang saja,”
“terserah apa katamu!” dengan kesal aku
berbalik menuju sinar putih. Entah, itu apa? Semoga saja surga.
~~~oOo~~~
Sungmin pov
“shiero! Ikut aku!”
“yaa! sudah harus berapa kali ku katakan,
nanti kau pasti ku susul! Tenang saja,”
“terserah apa katamu!” sunny menjauh.
Entah kemana dia. Sepertinya ke sinar putih tadi.
Aku sebenarnya masih penasaran dengan
tempat ini. Ada dua pintu cahaya. Yang sebelah kiri, telah dimasuki oleh sunny.
berarti aku ke kanan agar tidak bertemu bocah menyebalkan itu tadi!
Ne! Aku ke cahaya sebelah kanan!
~~~oOo~~~
Sunny pov
“sun kyu...bangunlah...” terdengar
suara isakan tangis. Seperti suara umma. Mataku kubuka perlahan. Dan kulihat
umma menangisiku.
“umma...wae? aku dimana? Masih di bumi?
Aish..aku kan mau melihat surga,” aku memegangi kepalaku dan duduk di ranjang
empuk yang ku tiduri ini. Tapi, ini rumah sakit. Hmm...dimana namja sialan itu?
“sun kyu kau sudah bangun?! Syukurlah!
Sun kyu, kau tidak apa?! Mana yang sakit?! Akan umma panggilkan dokter!”
“umma...aku tidak apa-apa...aku kan
cuma pusing sedikit,”
“kau pusing?! Ara, akan umma panggilkan
dokter!”
“eh tapi dimana sungmin?!”
“di kamar sebelah!”
“aku___”
Umma telah mennghilang mencari dokter.
Aku kan hanya pusing. Lihatlah, aku tidak di infus atau apa. Aku baik-baik
saja.
Hmm....kamar sebelah...
~~~oOo~~~
Ku buka pintu ruangan itu perlahan.
Terlihat tubuh sungmin terbaring lemas di ranjang.
Terdapat juga seorang suster yang
sedang merapikan obat dimeja.
“dia kenapa?” tanyaku berjalan masuk
sambil menunjuk sungmin.
“dia koma,”
KOMA?! Separah apa lukanya sampai
membuatnya koma?!
“koma?” aku mengernyitkan dahi dan
berjalan menghampiri ranjang sungmin.
“dia___” aku ingin bertanya pada suster
itu. Tapi suster itu pergi begitu saja.
Aku mengingat kejadian beberapa
waktu lalu,
“aku masih lama,”,
Dan aku mengingat kata-kata sungmin
yang ini, “sudah berapa kali ku katakan, nanti kau pasti ku susul! Tenang saja,”.
Apa sebenarnya yang terjadi? Dia masih
lama untuk...‘bangun’?!
“yaa! bangunlah!” seruku ke arah
sungmin yang sedang terbaring.
Tidak ada respon sama sekali.
Aku duduk di kursi yang berada di
samping ranjangnya, “kenapa kau tidak mau ikut aku tadi huh?! Cepatlah susul
aku!”
“yaa!”
“aish...kenapa tidak mau bangun...”
keluhku. Aku juga masih ingat saat pulang sekolah tadi,
“ah, tolong ambilkan ponselku,”
“aku tidak mau!”
Itu...aish! aku yang menyebabkan dia
begini! Seharusnya aku membiarkannya fokus pada jalan! Bukannya mengambil ponsel
yang terjatuh di lantai!
Aish! Pabo! kau telah melukainya!
Seharusnya tadi kau membantunya!
“eh..sungmin...ireona...kau harus
bangun...kau harus mengantarku kuliah besok...kita harus kuliah bersama...” ku
genggam erat tangannya yang di infus. Aish! Ireona! Bangunlah!
“ah...ireona...mianhe...maafkan aku
tadi...aish...ayolah...kau harus bangun...jangan biarkan aku punya bodyguard
lagi....”
“namja sialan kau. Tidak mau bangun.
Sampai kapan kau terus begini huh?! Ireona....”
Masih tidak ada respon.
“mianhe...aku yang
menyebabkannya...sungmin ireona...”
~~~oOo~~~
Sungmin pov
Telah ku masuki cahaya itu. Dan
sekarang aku dimana? Di tengah keramaian pasien, dokter, pengunjung, suster dan
sebagainya. Di rumah sakit? Ne, ini di rumah sakit.
Berarti sunny di...SURGA?!! Aish! Mana mungkin!
Ku lihat para suster berjalan santai
berlalu lalang.
“suster, dimana kamar sunny?” tanyaku
mengejar salah satu suster.
“suster! Suster!”
Aish..kenapa dia tidak menghiraukanku
sih...? menyebalkan sekali!
Aku terus mengejar suster itu sampai
masuk ke sebuah ruangan. Tapi betapa terkejutnya aku, melihat diriku sendiri
terbaring di ranjang ruangan itu!
Mungkinkah yang berbaring di ranjang itu
aku, seorang
Lee Sungmin? Lantas aku yang
sekarang ini siapa? Aku bukan sungmin? Aish!
Mana mungkin!
Atau jangan-jangan...aku roh! Aish! Apa
aku sudah mati?! Jangan sampai!
“suster! Dia siapa?” seruku pada suster
itu. Tetap tak merespon. Suster itu sibuk dengan pekerjaannya, menata obat.
“yaa! yaa!” panggilku. Masih saja tidak
di hiraukan.
Apa aku benar-benar roh?! Ah!!! Aku
belum mau mati! Seharusnya aku ikut sunny tadi!
Aku berjalan menuju ranjang yang di
tiduri oleh namja yang mirip denganku atau mungkin saja memang aku.
“dia sungmin? Ne, sepertinya dia
sungmin. Dan aku rohnya. Huh! Menyebalkan!” aku menggerutu menatap ‘tubuh asliku’
yang tidur lemas di ranjang. Tangan di infus, luka yang di jidat di balut, baju
pasien, dan sebagainya. Sampai kapan aku jadi begini...?
Kreeek...
Decitan pintu ruangan berbunyi. Ada
yang datang.
Sunny?!!
Bergegas ku hampiri sunny,
“yaa! yeoja jelek, kau lihat aku?” ku
lambai-lambaikan tanganku di depan wajahnya. Tapi matanya tertuju pada ranjang
yang isinya adalah rupaku, bukan rohku.
“dia kenapa?” tanya sunny mengamati
ranjang itu. Dia berbicara padaku? Dia melihatku?!
“manakutahu. Apa dia adalah Lee sungmin?” tanyaku pada nya mengamati ranjang itu.
“dia koma,” suster yang di ruangan ini
langsung menyambung.
“koma?” sunny mengernyit dan
menghampiri ranjang.
“yaa! kau ini
sebenarnya bicara dengan siapa?” seruku. Sunny tak
merespon dan duduk di kursi samping ranjang.
“dia__” sunny tak melajutkan
kalimatnya. Aku menatap sunny dan wujud asliku yang terbaring di ranjang secara bergiliran.
Aku benar-benar seorang roh. Sampai
semua orang pun tidak melihatku.
“yaa! bangunlah!” serunya.
Aku tertegun melihat sunny yang
marah-marah dengan ‘wujud manusiaku’.
“yaa! yaa! aku di sini bodoh! Aku
bangun dari tadi!” seruku.
“kenapa kau tidak ikut aku tadi huh?!
Cepat susul aku! Masuk ke cahaya di kiri!”
“tadi itu aku penasaran. Jadi aku tidak
ikut denganmu. Lagian, sepertinya waktuku untuk menyusulmu tidak akan lama
kok,”
“yaa!”
Yeoja pendek ini sebenarnya bicara pada
siapa sih?! Yang lagi tidur atau dengan yang menjadi roh?!
“sungmin...ireona...kau harus bangun...kau
harus mengantarku kuliah besok...kita harus kuliah bersama...” di genggam erat
tangan dari wujud asliku yang di infus. Kenapa dengannya? Ah...jangan-jangan
dia menghawatirkanku...
“ah...ireona...mianhe...maafkan aku
tadi...aish...ayolah...kau harus bangun...jangan biarkan aku punya bodyguard
lagi....”
Dia menghawatirkanku, sekaligus gelisah
tidak mau memiliki bodyguard lagi. Bwahaha! Tidak disangka yeoja ini
menghawatirkanku.
“namja sialan kau. Tidak mau bangun.
Sampai kapan kau terus begini huh?! Ireona....”
Percuma saja. Aku disini bodoh!
Yeoja babo!
“mianhe...aku yang
menyebabkannya...sungmin ireona...”
“yaa! aku bangun dari tadi. Makanya,
pakai indera keenammu agar bisa bertemu denganku,”
~~~oOo~~~
Sunny sudah tertidur. Kasihan sekali
bocah ini. Menjagaku berjam-jam. Padahal aslinya aku memang sudah bangun, tapi
dengan wujud seorang roh, bukan manusia.
“aku akan bangun otte?” aku tersenyum menatapnya. Yeoja ini terlihat lebih
cantik jika sedang tidur. Berbeda dengan sebelumnya yang berwajah seperti
penjaga neraka
#authordisate
“yaa...dimana kau..? jangan menghilang
begitu saja...” kulihat sunny sedang mengigau. Mimpi apa dia?
Hssh!
Aish! Kenapa mendadak kepalaku pusing
sekali!
Roh bisa pusing? Yang benar saja!
Ah! sakit! Kepalaku sakit sekali!
~~~oOo~~~
Author pov
Rasa sakit melandanya. Tiba-tiba saja
rohnya menghilang dan berada di tempat dimana sunny berada.
“yaa! sungmin kau dimana?! Aku
mencarimu! Kau harus ikut denganku!” sunny berteriak sekencang-kencangnya.
“sunny? kau kesini lagi? Bukankah kau
sedang tidur menjagaku?” sosok sungmin tiba-tiba saja datang menghampiri sunny.
“bagaimana kau tau kalau aku sedang menjagamu?
Ini...ini adalah mimpi. Ah, lupakan. Sini kau!” sunny menarik tangan sungmin
masuk ke sinar cahaya dari pintu di sebelah kiri.
~~~oOo~~~
Sunny pov
“engh~” aku menggeliat kecil. Aku masih
duduk di samping ranjang sungmin dan masih menggenggam tangannya.
Ne, benar. Tadi itu mimpi. Tapi
bagaimana dia bisa tau kalau aku sedang menjaganya?
Ku rasakan sesuatu bergerak di
tanganku. Tangan sungmin, bergerak!
“tangannya...dia akan bangun!
Dia...mimpi itu kenyataan...” ku perhatikan terus tangannya yang tadi bergerak
lalu lebih erat menggenggamnya.
“jangan bilang kau menghawatirkanku.
Aku tau kau menjagaku berjam-jam,”
Mataku membelalak. Ku lihat wajah
sungmin yang sudah 100% sadar!
“kau sudah
bangun!”
“lalu kenapa? Kau ingin berteriak pamer
ke jagat raya kalau aku sudah bangun huh?”
“DUNIA!!! SUNGMIN SUDAH BANGUN!!! EOMMA!!”
~~~oOo~~~
Sungmin pov
“SUNGMIN SUDAH BANGUN!!! EOMMA!!”
Haish. Kenapa dia jadi senang begitu
melihatku sudah bangun dari komaku. Tapi, aku memang belum mati. Lalu
roh..bukankah tadi aku menjadi roh?!
Yes! Aku belum mati!
“sungmin! Kamu sudah bangun?!” umma dan
yang lain datang menghampiriku. Aish, pasti! Aku paling tidak suka suasana seperti ini.
“sungmin, gwenchana? Apa kepalamu
sakit?” seru appa.
“ani ani. Gwenchana. Karena tadi ada__tidak
jadi,”
“astaga, syukurlah tidak apa-apa. Sunny
dari tadi menjagamu,” sambung umma.
“aku tau,”
~~~oOo~~~
Sunny pov
“makan ini. Mau makan sendiri atau di
suapi?”
“ani ani, aku makan sendiri,”
“baguslah. Aku juga mau makan. Aku,
lapar,” aku bangkit dari kursi bergegas pergi.
“kemana? Kau makan apa?”
“aku akan ikut umma ke restaurant. Kau
disini saja, makan sup dan bubur yang disediakan,”
“aish. Ara ara. suapi saja aku,”
“hm...arasseo,”
“lihatlah! Pesawat ini akan masuk ke
got!” ku jalankan sendok berisi sup seraya pesawat yang akan kecelakaan masuk
ke mulut sungmin.
“babo! kau pikir aku anak bayi apa?”
“kurang lebih begitu,”
Sungmin merengut kesal.
“arasseo. aku pergi jika kau tidak
mau,” ku letakkan mangkuk sup di meja dan berdiri seraya ingin meninggalkannya.
“andwae andwae, di sini saja..,”
Ku sipitkan mataku tanda curiga, “ada
apa denganmu? Kau tidak ingin kutinggal sebentar? Atau kau tidak mau
kehilanganku?”
Aku tersenyum licik, “iya kan?”
“m...mwo? aish, kau bercanda,”
“kau mau kutemani atau tidak?”
“ne ne,”
“hehe. kajja! Ada pesawat tempur yang
ingin melawan angkatan laut!”
“kau ini tau apa tentang begituan?”
“aku tau. Menonton berita dan
kartun-kartun favoritku!”
“hmm...aku ingin bertanya sesuatu,”
“mwo? Kau ingin tanya apa?” ku ambil
sesendok sup dan memasukkannya ke mulut sungmin dengan hati-hati.
“hm...apa saja yang kau tonton di
rumahmu?” tanyanya sambil mengunyah makanannya.
“itu saja. Kartun dan berita.
Kadang-kadang aku suka menonton acara musik,”
“kalau film sinetron? Romantis atau
apa, kau tidak pernah?”
Ku kernyitkan keningku, “ani. Aku tidak
menyukai film seperti itu. Sedari kecil acara yang kutonton tidak pernah
berubah,”
“oh, begitu. Eh...lagu apa yang kau
suka?”
“jangan banyak bertanya,”
~~~oOo~~~
“ahjumma, beli stroberi juga,”
“nona, kau sudah membeli banyak buah.
Bahkan lebih dari dua keranjang. Sebenarnya untuk siapa? siapa yang sakit?”
tanya ahjumma penjual buah.
“hm...namjachinguku. hehe. dia sudah
bangun dari koma,” dengan sengaja aku berbohong.
“ah, arasseo. Ini, tadi ummamu telah
membayar semuanya. Aku harus berterima kasih dengan ummamu. Uangnya lebih
sangat banyak. Aku sungguh memiliki untung banyak,” lanjut ahjumma itu.
“ne. Ya, sekali-sekali saja kan. Ara,
aku pergi dulu. Sampai jumpa! Aku akan kesini lagi,”
“ah, nde. Lain kali kesini membawa
namjachingumu ya!”
Aku berbalik dan hanya tersenyum.
~~~oOo~~~
“annyeong! Eh!” ku buka pintu ruangan
sungmin. Kemana orang itu?
“umma, dia dimana?” tanyaku berbalik
pada umma yang berada di belakangku.
“entahlah. Sebaiknya kau menunggunya dulu.
Umma akan keluar sebentar,”
“ne umma,” aku berjalan menuju sofa di
ruangan itu. Umma pun langsung pergi.
Meskipun aku bisa bersenang-senang
sekarang karena bebas dari pengawal, tapi...entah.
kenapa sekarang yang waktunya
bersenang-senang aku malah berdiam? Mungkin karena namja itu.
“ah...sakit... Eh! sudah lama
menungguku?” terdengar suara sungmin berjalan menghampiriku. Sedangkan
dongsaengnya mengikutinya sambil membawa infus yang tersambung di tangan
sungmin.
“ani. Baru saja,”
“hyung, aku mau pulang. Aku capek. Ada
tugas laporan,” seru dongsaengnya sambil meletakkan tongkat infus itu.
“ne, pulanglah,”
“ah! Aku tadi beli buah!” ku ambil
kantung plastik yang berisi keranjang buah yang sempat kubeli tadi.
“banyak sekali,”
“ne, kau harus menjadi namja yang sehat
kembali seperti puremi,” seruku memasukkan satu buah stroberi ke mulutnya.
“puremi?” di ambilnya stroberi itu dan
dimakan perlahan.
“puremi. Dia sapi peliharaanku! Sapi
kesayanganku!”
“sapi?!”
~~~oOo~~~
Sungmin pov
“yaa, apa kau tidak pulang? Ini sudah
malam,”
“ani. Aku mau disini. Disini lebih
nyaman,” sunny mengambil salah satu bantal di ranjangku dan dilemparnya ke sofa
panjang di ruangan.
“bagaimana kau bisa nyaman? Tidur di
sofa dan itupun tidak terlalu empuk,” timpalku.
“kau ini. Disini nyaman tau. Aku bosan
di rumah. Bersama pelayan-pelayan menyebalkan,”
“cih, memang tuan muda yang baik kau
ini,”
“terserah. Hoahm...aku mengantuk!”
sunny loncat di sofa dan tidur di situ.
“yaa, tidurlah disini. Aku yang akan
tidur di situ,” seruku menepuk ranjangku.
“ani. Kau yang sakit tapi mengapa aku
yang disitu? Kau bercanda. Tenang saja. Aku sudah ijin dengan appa kok, ingin
menginap disini. Ara, akan kumatikan lampunya. Tidurlah. Mimpi indah otte?!”
Aku tersenyum lalu mengatup mataku
perlahan.
~~~oOo~~~
*18 menit kemudian...*
Aku tidak bisa tidur. Entah, mungkin
insomnia telah melandaku.
Hmm...tapi sepertinya sunny sudah
tidur.
“hh...” aku menghela napas pelan lalu
mengambil selimutku, menghampiri sunny yang terbaring di sofa.
Ku selimuti tubuh sunny dan membisikkan
sesuatu di telinganya,
“saranghae...”
To be continued~
aish kenapa di post?!
ReplyDeletepadahal ff-ff ku belum sempat ku cek...