Author : Park
Sung Yeon
Title : Jealous?
Aniya!
Cast : Byun
Baekhyun
Kim Yoonjin (OC)
Park Chanyeol
Kim Yoonjin (OC)
Park Chanyeol
Others : Yoona (SNSD), Jiyeon (T-ara), Seohyun (SNSD)
Genre : School Life, Friendship, Romance, Happy.
Rating : PG-13
Length : Chapter
Di Part ini Author
minta maaf kalau misalnya ada kesalahan ucapan atau kalimat tak senonoh
#kalauAda. Ampunin Author deh. Jangan Benci saya ya.....TT___TT
L.O.V.E
Author POV
“hah? Misterius
apa?” tanya Chanyeol kebingungan.
“Aish! Itu
lhoo...yang salah mengoreksi Lembar Ujian Matematikamu. Seharusnya salah 3 tapi
ia malah menulis salah 6. Dia memang tak mau mengaku kalau dia lah yang salah
mengoreksi,” kata Baekhyun.
“hah? Kapan?” tanya Yoonjin heran. Ia merasa tak pernah mengoreksi
Lembar Ujian Chanyeol.
Seketika itu pula,
Baekhyun mencubit lengan Yoonjin membuat yeoja itu meringis.
“Ah, Ne Ne. Aku
yang salah koreksi saat itu. Jaesonghaseyo,” ucap Yoonjin menyatukan telapak
tangannya sambil membungkuk 30 derajat.
“Oh. Ani
Gwenchana,” Chanyeol hanya tersenyum dan pergi begitu saja. Yoonjin bernapas
lega. Beberapa detik kemudian ia melayangkan pukulan keras ke kepala Baekhyun.
“yak! Bisa tidak
kau diam! Hampir tadi ketahuan!!”
“Aish! Kalau kau
memukulku terus-menerus maka akan ku adukan! CHANYEOLLIE!!!!”
“eh! Ani Ani Mian!!
Kali ini kumohon...jangan beritahu siapapun,”
“hehehe,”
L.O.V.E
Yoonjin POV
Aku berjalan
bersama Baekhyun menuju kelas kami yang berbeda namun satu arah. Dulu memang
tidak satu arah. Tapi sekarang iya. Karena kami bukanlah lagi murid kelas 11.
Melainkan 12. 12 B, 12 C.
Tiba-tiba kulihat
di depan kelas 12 semua murid berebut melihat pengumuman di mading depan kelas
masing-masing. Mataku melebar dan aku langsung berlari menuju kelas 12 C untuk
melihat ada apa yang terjadi sebenarnya. Setelah bersusah payah menyenggol
teman-temanku, ternyata...PEMINDAHAN KELAS!!!
Kucari-cari namaku
di lembar kertas yang tertempel dimading. Tidak ada! Kelasku bukan disini!
“huhh...”
aku mengeluh dan Menjauh dari mereka. Tiba-tiba Dasom menepuk bahuku.
“Kita dikelas B,”
“KELAS B?!”
teriakku saat itu juga.
Magic.
Semua orang disekelilingku terdiam. Hening. Dasom
membungkukkan tubuhnya pada semua orang sambil minta maaf. Aku hanya tertawa
aneh. Aku tidak perduli. Akhirnya impianku ter____aish! Kan belum tentu
Chanyeol masih di B. Bisa saja Chanyeol di pindah ke A! atau D? Atau E? Atau F?
Atau…yah tidak mungkin Chanyeol masuk kelas-kelas bodoh itu! D E F? Yang benar saja! chanyeol kan
pintar!
“ayo kesana,” aku dan Dasom berjalan ke 12 B.
Sesampainya di depan pintu, dari jarak ini kulihat Chanyeol sedang menuliskan
sesuatu di Papan tulis. Aku pun berjalan masuk tanpa ragu. Saat ia Selesai
menulis di papan tulis, ia meletakkan spidol di Meja guru. Meja guru itu bahkan
tepat berada di sebelahku.
“Eoh. Kau di kelas ini?” tanyanya tersenyum lebar
padaku. Aku hanya mengangguk. Mematung saat ia bicara padaku. Ku arahkan mataku
ke papan tulis.
‘SELAMAT
DATANG DI KELAS 3’
‘-Chanyeol-’
“wae? apa tulisanku
disana kurang bagus?” tanyanya tersenyum padaku.
“ah, ani. aku
suka,” aku hanya tersenyum malu lalu berjalan mencari bangku yang kosong.
akhirnya ku temukan bangku itu lalu duduk disana.
“dasar fans yang sangat beruntung,” ku dengar suara namja.
Aku mengernyit. Ku
arahkan mataku ke segala arah, dan kulihat sosok baekhyun yang duduk di
belakangku sambil menulis dengan terkikik geli.
“kau tidak dipindahkan?” tanyaku
“ani. Hey, maukah kau tukar tempat duduk denganku?”
tanyanya menaik-turunkan
alisnya 2 kali. Aku menatapnya jijik.
“Ih. Ogah! Aku tau kau ingin duduk di sini karena….”
Aku melirik tas milik teman sebangkuku, jelas sekali itu adalah tas yeoja dan
aku yakin Baekhyun ingin disini karena ingin dekat dengan si pemilik tas ini.
Tidak apa-apa sih, tapi yang menjadi masalah, aku yakin kalau teman sebangku
Baekhyun adalah namja dan aku tidak ingin duduk dengan namja –kecuali Chanyeol–
“ah…arasseo. Yakin nih tidak ingin tukar tempat?”
tanyanya dengan tatapan menggodaku sambil menepuk-nepuk kursi milik teman
sebangkunya.
“ani!” aku memalingkan wajahku.
“Serius? Kesempatan ini tidak datang 2 kali lho,”
“aniya.” Aku mulai kesal. ‘kesempatan tidak datang 2 kali’. Cih! Siapa juga yang minat!
“oke…” ia hanya menganggukkan kepalanya pelan lalu
menulis sesuatu di bukunya sambil terkikik lalu menunjukkannya padaku. Tulisan
itu bahkan besar disertai huruf
Kapital!
‘FANS YANG GAGAL!’
“Aish!” aku memberi isyarat berpura-pura ingin
meninjunya. Karena terlanjur emosi aku membalikkan badanku.
“Baekkie-ah,” Chanyeol…
ku dengar pemilik suara Bass itu menghampiriku.
Tidak tidak. Ia menghampiri Baekhyun. Aku hanya diam saja. Namun aku jelas
mendengar pembicaraan mereka.
“Bagaimana yeoja yang ini? Yeoppo?” tanya Chanyeol.
“Ne, neomu yeoppo. Sexy,”
Aku hanya bergidik mendengar pembicaraan mereka.
“tapi aku kurang suka Barbie, Chanyeol-ah. Aku hanya
suka Hello Kitty,”
#ngok
-___- aku membalikkan tubuhku dan kulihat mereka
menatapi kaset…BARBIE?! APA-APAAN ITU?!
Cepat-cepat mereka menyembunyikan DVD itu di laci
Chanyeol. Chanyeol? CHANYEOL?!
“e…e…Cha…Chanyeol-shi. Apa bangkumu disitu?”
“wae?”
“ani, hanya bertanya,”
“aku memang duduk disini,”
“APA?!” teriakku. Aku pun melirik Baekhyun. Anak itu hanya menaik-turunkan
alisnya. Aku menepuk dahiku.
SEHARUSNYA AKU
TUKAR TEMPAT DUDUK DENGAN BAEKHYUN!!!!!!!!!!
L.O.V.E
“ah...Baekhyun-ah...ayo
kita tukaran tempat duduk…” aku terus merengek-rengek pada Baekhyun yang sedang
berjalan menuju kantin. Sedari tadi aku terus menarik-narik
pelan lengannya.
“sudah kubilang kesempatan itu tidak datang 2 kali,”
“hahh…Kumohon…”
“oke-oke. Tapi aku akan bilang ke Chanyeol kalau kau
yang menginginkan ini,”
Aku terdiam. “Andwae! Aish lupakan lupakan!” aku
merengut lalu pergi dari hadapannya. Yah Setidaknya duduk di depan Chanyeol
sudah cukup!
L.O.V.E
*beberapa bulan kemudian....
Jam pelajaran
Bahasa Inggris hampir selesai. Kini aku tengah mengerjakan soal. Seperti
kegiatanku biasanya. Chanyeol...
Aku berbalik dan
menunjukkan buku tulisku pada Chanyeol. “Chanyeollie, bisa kau ajari aku apa
maksud soal yang ini? Kau tau kan aku kurang mengerti bahasa inggris?” tanyaku
dengan ekspresi sok serius. Ku lirik mataku ke arah Baekhyun dan mendapati anak
itu tengah menatapku sinis. Aku hanya mengabaikannya lalu fokus pada namja yang
di depanku saat ini.
“ah. Yang ini kau
tinggal buat cerita tentangmu dalam bahasa inggris. Cukup kenalkan dirimu di
cerita itu, Orang tuamu, Saudaramu, dan______”
“Namja idamanmu
juga harus kau sebut,” potong Baekhyun dengan wajah tanpa dosa sambil terus
menulis di buku tulisnya. Mataku melotot lalu melempar Baekhyun dengan Pulpen
yang ku pegang. Bisa-bisanya dia mengatakan itu. Apalagi ada Chanyeol!
“aish waeyo?!” seru
Baekhyun sinis.
“aniya. Eh
Chanyeol-ah terima kasih sudah mau membantuku,” aku tersenyum pada Chanyeol.
Aku beralih ke Baekhyun. Lalu ku tunjukkan kepalan tangan kananku ke arahnya
kemudian kembali berbalik menghadap mejaku. Dasar Baekhyun nakal!! Baekhyun
jelek!! Mulut Bebek! Arghhh! Asdfghjkl!*#&@#%&&
“anak-anak, kita
tutup pelajaran hari ini dan pekerjaan dapat di lanjutkan di hari berikutnya.
Kapan lagi ada pelajaran saya?” tanya Kyungsoo seonsaengnim.
“Kamis Pak....!”
“ne. Kamis akan
kita lanjutkan. Kalian masukkan buku kalian ke dalam tas dan kalian boleh
langsung istirahat. Tapi setelah istirahat jam pelajaran guru lain akan saya
ambil satu jam karena ada Pengumuman yang akan saya sampaikan.”
L.O.V.E
“Chanyeol-ah, kau
tidak ke kantin?” tanyaku saat aku kembali ke kelas bersama Seohyun.
“aniya. Kantin
ramai,” katanya.
“itu sih bukan
karena kantinnya. Tapi karena Chanyeol-nya saja yang malas. Dia takut di
kerubungi sekelompok yeoja gila,” kata Baekhyun sambil mengunyah makanan. Dasar anak itu. Bicara
sambil kumur-kumur begitu. Salah sendiri ngomong waktu makan. Tersedak maka
Rasakan!
“ne. Padahal aku
lapar sekali,” kata Chanyeol. Aku tersenyum lalu dengan cepat membuka resleting
tasku dan memberikannya Bekal berwarna...ahehe, Pink.
“igeo,” kataku
tersenyum, berharap ia akan menerima pemberianku.
“mwo?”
“tenang saja aku
sudah makan di kantin. Jangan takut, itu tidak ada racunnya. Ibu yang memasak,”
Dia tersenyum lalu
mengambil bekal pemberianku dan isinya adalah Nasi Goreng. Dihias dengan sosis
berbentuk hampir mirip gurita, telur goreng berbentuk hati, dan di atas nasi
goreng itu ada mie yang diatas mie itu ada 2 buah tomat berbentuk mata.
Jujur! Sebenarnya,
itu bukan buatan ibu. Ibu memang pernah memberiku bekal. Tapi isinya hanya nasi
putih dan sosis. Tapi kalau kalian tau kejadian tadi pagi, Euwh!!! Benar-benar
penuh perjuangan besar membuat bekal seenak itu!! Bayangkan saja. Mulai dari
pukul 4 subuh sampai setengah enam, makanan itu baru selesai! Berapa kali
gagal? Berulang-ulang!! Bahkan tadi pagi ibu....
*flashback
“aigoo...kenapa telurnya tinggal satu?” seru Ibu saat membuka kulkas.
“tentu saja karena eonnie gagal memecahkan kulit telur. Payah!,” kata
Soonjin menatap remeh padaku.
“neo!” aku bersiap melempar garpu pada Soonjin. Bagiku ia adalah musuh!
Ya! Kami sangat bermusuh! Bahkan kejadian ini berlangsung dari
beberapa bulan lalu. Semenjak ia mengadu pada ibu tentang Chanyeol.
Aish! Soonjin neo jinjja!
“YA!! Kalian ini sudah besar masih saja bertengkar! Yoonjin! Kalau kau
ingin belajar memasak kan kau bisa melakukannya pulang sekolah. Jam 4 pagi
seharusnya kau belajar. Itu lebih baik. Dan Soonjin, pertama mencoba itu
memang selalu gagal. Dan kau jangan meremehkan sesuatu sekecil apapun itu,”
seru eomma. Aku menatap Soonjin kesal. Dan...mata eomma langsung tertuju pada
sekotak bekal di atas meja yang belum kututup.
“Omona Yoonjin....kau kah yang membuat? Kreatif sekali,” puji eomma dan
aku tersenyum lebar lalu menjulurkan lidahku pada musuhku.
“cih. Tidak mungkin sekali kalau eonnie makan makanan dari rumah. Dia
kan hanya suka makanan ringan. Jangan tertipu, Eomma. Bekal itu untuk namja eonnie. Itu untuk Chanyeol,” Soonjin tersenyum
licik. Eomma langsung menatapku untuk menyuruhku memberi penjelasan.
“itu tidak benar eomma!”
“Itu benar!! Tadi aku mendengar dia berdoa di depan bekal itu. Doanya
bahkan sungguh menjijikkan. Ia berkata ‘Tuhan, semoga Chanyeol hari ini tidak
ke kantin dan memakan bekalku’! Euh! Doa macam apa itu?” dia menatapku sinis.
“Soonjin!” aku menatapnya jengkel. “eomma...percayalah padaku...”
“ara ara. kali ini eomma percaya.”
Fyuh!
*flashback-END
“bekalmu enak.
Salam untuk eomma-mu ya,” kata Chanyeol memuji makananku. Senyumku makin
mengembang.
“Jinjja?!
Sebenarnya itu buatanku!” ucapku tanpa sadar. Seketika aku menutup mulutku dengan
tangan kananku.
“eung? Buatanmu ya?
Wah, hebat sekali. Terima kasih ya,” puji Chanyeol sekali lagi. Aku tersenyum
malu lalu mengangguk.
“aish, kau ini
tidak setia kawan sekali Yoonjin-ah. Mana makanan untukku?” tagih Baekhyun
mengacung-ngacungkan sendok bekalnya ke arahku. Aku menjulurkan lidah ke arahnya.
L.O.V.E
Kyungsoo
seonsaengnim masuk kembali ke kelas. Semua murid duduk di
bangku masing-masing. Tak lupa
ketua kelas kami memberi hormat. Setelah itu Kyungsoo seonsaengnim pun
memberitahu apa pengumuman yang telah ia janjikan.
“Anak-anak. Sekolah
kita kini mengadakan lomba Drama dan
Lomba itu akan ditampilkan 4 minggu ke depan. Satu kelas harus menampilkan 2 drama. Dan saya akan
membagikan kertas di toples ini kepada kalian satu persatu,” kata Kyungsoo
seonsaengnim sambil menunjukkan toples berisi puluhan kertas yang telah di
gulung.
Kyungsoo
seonsaengnim memberiku satu gulungan kertas. Dengan cepat ku ambil kertas itu.
Namun aku ragu untuk membukanya. Tiba-tiba aku mendengar obrolan di belakang.
“aish kenapa aku
harus memerankan pangeran di Drama Putri tidur? Ish! Pasti dialog-ku sangat banyak!” gerutu Baekhyun.
“kita senasib,
Baekhyun-ah. aku juga jadi pangeran,”
“mwo? Cinderella
ya?”
Aku tersenyum.
Dengan hati berharap aku membuka gulungan kertas itu. Hatiku berdebar ketika di
kalimat pertama, aku jadi seorang Putri!
“hah?” aku
mengerutkan keningku. Aku memang jadi seorang putri. Tapi...Putri Tidur?! Berarti aku dengan Baekhyun.....
“baik semua sudah
jelas. Yang di panggil namanya Silahkan maju ke depan karena saya akan
memberikan kertas dialog. Yang pertama, pemeran pangeran di drama Cinderella
silahkan maju,” seru Kyungsoo seonsaengnim. Dan Chanyeol maju kedepan.
Aku mendengus.
Kasihan sekali aku ini. Seharusnya aku menjadi putri Cinderella!
“dan yang kedua,
pemeran Putri di drama Cinderella,”
Aku mencibir.
Ternyata Yoona. Ya ya Yoona memang berjodoh sekali. Anak itu pantas memerankan
Cinderella. Dia baik dan pintar juga cantik. Bahkan jiwa aktingnya sangat
bagus.
“pemeran pangeran
di drama Putih tidur silahkan ke depan,”
Baekhyun maju
sambil menggaruk kepalanya malas. Huh....pasti rumit sekali nanti kalau aku
latihan dengannya!
“kemudian pemeran
putri di Putri tidur!”
5 detik.
Aku tidak maju. Aku
belum bisa menerima kalau aku lah pemeran pokok drama putri tidur.
Semua murid bahkan kini
tengah menunggu ‘Putri Tidur’ yang tak kunjung menampakkan diri.
Iya! Dia tidak akan menampakkan diri karena dia sedang tidur!
“ayo. Siapa pemeran
putri tidur?” panggil Kyungsoo seonsaengnim. Dengan ragu aku berdiri
dan maju kedepan kelas dengan langkah pelan. Kulihat Baekhyun menganga lebar.
Ish! Jinjja!
L.O.V.E
Aku mengemasi buku-buku di atas meja. Lalu mengambil
kotak bekalku di laciku
yang
Chanyeol kembalikan tadi. Ternyata aku tidak sadar. Dibawah kotak bekal itu ada
kertas yang Chanyeol tempelkan.
Mashita.
Yoonjin-ya gomapta!
-Chanyeol-
Yoonjin-ya gomapta!
-Chanyeol-
Hatiku terus berteriak senang. Cepat-cepat ku
masukkan kotak bekal itu ke dalam tas.
L.O.V.E
*di
sekolah
“Oh Pangeran
tampan, terima kasih telah
menyelamatkanku!” aku mencoba menghafal dialog dengan nada yang menurutku
sangat menjijikkan. Terpaksa aku lakukan karena....ini perintah seonsaengnim!
“Kau telah menyelamatkanku, menciumku, me____” aku
menggaruk-garuk kepalaku. “aish Bagaimana dialog selanjutnya?!! Argh!”
“eyyy, suaramu buruk sekali, Yoonjin-ah,” komentar
seseorang. Ku alihkan mataku pada Baekhyun yang sedang mengamati dialog. “eugh!
Kau!”
“wae? Wae? Hey cepat hafal dialognya!” seru Baekhyun
mengacungkan pulpen ke arahku. Aku mendengus. Aku pun pergi dari hadapan
Baekhyun dengan langkah kesal. Saat aku masuk ke ruang make up,
“chanyeol…” lirihku. Dari kejauhan, tepat di depan
mataku, Chanyeol dan Yoona,
Berciuman.
Aku mundur, dan bersembunyi dibalik tembok. Aniya!
Tidak mungkin mereka melakukannya!! Andwae! Mereka pasti hanya latihan!
“kau cemburu?”
Mataku membelalak. Ku alihkan mataku ke kiri dan ku
dapati Baekhyun di sampingku dengan wajah tanpa dosa.
“a…aniya. Mereka kan hanya latihan,” aku langsung
melangkahkan kakiku untuk pergi. Pergi ke belakang gedung latihan para murid.
Dimana disana adalah satu-satunya tempat sepi.
“tapi Bagaimana kalau mereka memang menaruh
perasaan?” tanya Baekhyun yang terus mengikutiku. “apa kau sangat cemburu?”
Drep
Langkahku tiba-tiba berhenti. Mulutku terkunci
rapat. Iya aku cemburu! Aku sangat cemburu! Bahkan iri! Kenapa harus Yoona?!
Kenapa?! Aku benci Yoona! Yoona terlalu cantik! Yoona…
Terlalu pantas dengan Chanyeol!
“hhk!”
aku menahan tangisku. Iya aku menangis. Terharu(?). Yoona dan Chanyeol berciuman. Terlalu
menyedihkan!
“Mian,” ucap Baekhyun. Ku dengar suara langkahnya
menghampiriku. “kalau memang kau sangat mencintainya, katakanlah. Aku akan membantumu,”
Air mataku turun semakin deras. Ku tutup hidung dan
mulutku dengan tangan kiriku lalu berbalik menghadap baekhyun. “Baekhyun…”
L.O.V.E
Baekhyun POV
“Baekhyun…”
Grep!
Tiba-tiba dia memelukku. Aku membalas pelukannya dan
mengusap punggungnya. Membiarkan gadis ini menangis keras di bahuku. Membiarkan
gadis ini melampiaskan emosinya padaku.
“Aku mencintainya, Baekhyun-ah…Jeongmal…” ia
memelukku erat. Aku hanya tersenyum.
“ara. Aku yakin kau bisa selesaikan ini. Aku akan
membantumu. Yakso. Tapi kau tidak boleh menangis Yoonjin-ah. Kajja,
tersenyumlah. Uljima juseyo,” aku mengusap rambutnya pelan. Ku rasakan ia
mengangguk pelan.
“mulai sekarang fokuskanlah dulu pada drama-mu, dan
juga dramaku. Wajahmu tidak boleh muram. Apalagi ketika saat pentas dan di
tonton orang banyak. Fight,”
Ia melepas pelukannya lalu mengusap cepat air
matanya. Lalu tersenyum lebar padaku. “Gurae. Fighting!!” ia mengepalkan tangan
kanannya, mengisyaratkan bahwa ia telah yakin dan semangat.
“fighting,”
L.O.V.E
*di
taman
Ini adalah hari ketiga latihan drama. Hari ketiga
latihan ini di lakukan di minggu ke-2. Jadi mungkin 2 minggu berikutnya drama
kami akan di pentaskan.
Latihan di hari-hari sebelumnya hanya latihan biasa
dan belum praktek. Melainkan persiapan kostum, cara berbicara, dan menghafal
dialog. Tapi latihan kali ini akan di praktekkan!
“hey, nada vokalmu nanti itu harus betul-betul
serius. Aku tau suaramu itu cempreng dan jelek,” ocehku pada Yoonjin yang hanya
ia balas dengan cibiran. Kali ini kami sedang berlatih membaca dialog sambil
berjalan-jalan.
“kau ini Cerewet! Urus saja dirimu sendiri! Aku ya
aku! Kau ya kau! Sekali lagi kau protes dengan suaraku, ku sumpal mulutmu
dengan kaos kaki!” Yoonjin memberiku tampang membunuh. Aku hanya berdecak
kesal.
Tiba-tiba kami melihat sesuatu dari dalam gedung
latihan. Aku segera menarik tangan Yoonjin untuk masuk ke dalam gedung itu.
“yes, I love
you too,”
Chanyeol mendekatkan wajahnya ke arah Yoona. Hendak
mencium Yoona seperti di narasi yang telah di tetapkan. Tapi tidak! Mana
mungkin mereka berciuman sungguhan. Hanya memberi kesan romantis saja.
Berakting seperti berciuman padahal tidak.
Deg
Sepertinya pemikiranku salah. Mereka…benar-benar
berciuman. Bukan masalah bagi mereka. Mereka sepasang kekasih! Ya, meski hanya
aku yang tau bahwa mereka telah menjalin hubungan.
Lama? Tentu saja!
Aku menoleh ke arah Yoonjin. Yeoja itu hanya menatap
panggung dengan tatapan kosong. Aku tau yeoja ini akan menangis. Namun aku
segera memberinya hiburan. “ehehe, kau cemburu kan?” godaku dengan nada
mengejek.
Ia hanya menoleh dan menatapku kesal. “aniya!”
“eii….bilang saja kau ingin berada di posisi Yoona
sekarang,”
“argh!! Baekhyun!! Neo jinjja!!! Nakal! Nakal!
Nakal!!” ia terus memukulku dengan papan. Papan ujian yang malah di pakainya untuk
menjepit beberapa kertas dialog agar tidak rusak dan tidak hilang.
Aku lalu berlari Menjauh ke luar gedung, sedangkan
ia mengejarku. Ya aku yakin ini bisa membuat Yoonjin ikut pergi Menjauh dari
drama itu. Tak kan ku biarkan dia melihatnya.
Tiba-tiba
“akh!”
L.O.V.E
Yoonjin POV
“akh!” tiba-tiba kakiku lemas dan tubuhku terhampas
di tanah. Aku pun menangis. Bukan. Bukan karena sakit. Tapi…hatiku memang tidak
kuat. Kaki ini memang lemas. Lemas! Sejak aku melihat ‘pertunjukan’ tadi.
Menyedihkan sekali kau ini!
“Gwenchanayo? Mianhae,” ucap Baekhyun menghampiriku
dan menatapku khawatir. “kakimu terkilir?”
“a…ani…”
“jadi?”
“Gwenchana,” aku menggeleng. Lalu aku mengusap air
mataku. “kajja,” aku mencoba berdiri dan untung berhasil. Ku tarik tangan
Baekyun agar ia mengikutiku masuk ke gedung latihan. “kita harus menghargai
penampilan mereka. Penampilan mereka sangat baik,” ujarku. Namun ia berhenti berjalan
membuatku yang menariknya ikut berhenti.
“kau yakin tidak apa-apa?”
“aniya! Kau pikir aku akan mati ketika menonton
mereka?! Terlalu
berlebihan!” aku berubah galak.
Ia hanya tersenyum.
Ku alihkan mataku ke panggung dan di sana Chanyeol sedang melihatku. Ku
lambaikan tanganku sehebohnya ke arah Chanyeol.
L.O.V.E
“iya benar benar. Tetap pada posisi seperti itu, Kim
Yoonjin,” seru Luna seonsaengnim, guru yang melatih kami. Aku pun hanya diam
lalu menutup mataku. Kini posisiku seperti putri. Putri yang tertidur.
“ayo ayo pangerannya datang!” seru Luna
seonsaengnim. Tak seberapa lama, ku dengar suara langkah kaki menghampiriku.
“Tuan Putri, bolehkah saya menciummu, dan
menyelamatkanmu?”
Ya ya aku tau. Itu suara Baekhyun. Aih!! Bencana
sekali kalau Baekhyun yang menjadi pasanganku disini!
Di hatiku aku terus mengoceh. Sampai aku tak sadar
kalau,
Baekhyun menciumku! Hey kan aku sudah bilang,
Ciumnya hanya berjarak 3 cm saja! Jangan cium beneran! Duh! Ciuman pertama
lagi!
Oke Oke!! Ku anggap semua
ini berlalu! Tidak ada ciuman. Tidak ada perasaan. Ciuman pertama, Coret!
L.O.V.E
Aku berjalan menuju kantin yang telah sepi. Saat sampai di kantin, ku
lihat dari jauh sana Chanyeol dan Yoona sedang asik saling menyuap makanan
bersama. Hatiku memanas. Cukup aku berdiam di sini. Aku bukan siapa-siapa. Aku
bukan ibu Chanyeol. Apalagi kekasihnya. Jadi aku cukup berdiri disini.
Menyimpan emosiku.
“Hampiri mereka kalau memang suka. Jangan membohongi perasaanmu,”
Aku terdiam. Biasanya Baekhyun yang berkata seperti itu. Tapi kali ini
tidak. Kali ini Yeoja yang mengucapkannya. Aku pun menoleh ke arah yeoja itu,
yeoja yang entah kapan berdiri tepat di sampingku.
Park Jiyeon. Murid klub basket berambut sebahu yang sedikit tomboy.
Yeoja yang kini menatap Chanyeol dan Yoona disana dengan pandangan datar dan
kosong dan tubuhnya sama sekali tak bergerak. Sama seperti yang kulakukan barusan. Hanya saja
kini mulutnya tengah asik pada permen lollipop kecil *kayak permen milkita itu
lhoo -___-*
“apa kau menyukainya?”
kini ia menoleh padaku membuatku gelagapan karena menurutku ia Sungguh
mengerikan ketika memberiku tatapan seperti itu.
“a..ani…”
“ayo jawablah yang
jujur,” ia mendelikkan matanya sedikit. Aku hanya mengangguk cepat. Ia kemudian
tersenyum lalu kembali beralih melihat Chanyeol dan Yoona disana.
“sayangnya kau terlambat.
Benar-benar terlambat.” Ucapnya datar. Aku mengernyit tak Mengerti.
“maksud____” baru aku
menoleh, Jiyeon sudah tak ada di tempatnya dan ku lihat punggungnya Menjauh.
L.O.V.E
*istirahat
kedua
Aku mengaduk-aduk minumanku dengan sedotan sambil
menatap kosong ke sebrang sana. Lagi-lagi aku menemukan mereka duduk dikantin
berdua.
Apa mereka pacaran?
Aniya. Kalau mereka pacaran, berita ini pasti telah
tersebar luas di sekolah.
Chanyeol mengusap sisa makanan yang berada di dekat
bibir Yoona. Aku mencibir. Ku minum pepsiku. Aish jinjja! Seharusnya aku tidak
usah berada di sini dan pergi dari tadi! Toh aku kan hanya beli pepsi.
“KERDIL!”
“Uhuk Uhuk!” aku langsung tersedak ketika suara itu
mengagetkanku. Baekhyun. Ia kemudian duduk di hadapanku. “Yah!! Kau mau aku mati?! Seenaknya saja
mengejutkan orang!”
Namun ia malah melenceng ke pembicaraan lain. “aku
dari tadi menatap gerak-gerikmu. Kau sedang memata-matai 2 orang dibelakang itu
kan?” Baekhyun menaik-turunkan alisnya 2 kali.
“apa? Tidak kok!” bantahku.
“aish, si kerdil berbohong,”
“Yah!! Kau ini selalu saja menyebutku kerdil! Apa
kau tidak sadar kalau kau itu juga kerdil!”
“kau cemburu kan?” lagi-lagi ia mengabaikan omelanku
dan menanyakan pertanyaan bodoh itu!
“ani,” jawabku.
“benar?”
“iya aku tidak cemburu!!”
“ah aku tidak percaya,”
“tidak! Tidak! Tidak! Aku tidak cemburu!”
“kalau kau tidak mengaku, aku akan berteriak pada
seluruh siswa di kantin ini kalau…”
“Gurae!! Aku cemburu!! Kau suka kan kalau aku
cemburu?! Cemburu melihat mereka?!” geramku. Baekhyun terdiam.
“aniya. Aku tidak suka. Aku tidak suka kau cemburu
dengan Chanyeol. Justru bukan itu
jawaban yang ku inginkan. Aku benar-benar bahagia jika kau tidak cemburu pada
mereka,” Baekhyun tiba-tiba berdiri dan pergi begitu saja.
“Eh?! Mau kemana?!”
L.O.V.E
*malam
harinya
“eh! Eomma mau kemana? Appa! Kalian mau kemana?”
tanyaku melihat eomma dan appa yang berada di ruang tengah. Hendak keluar rumah
membawa tas dan koper.
“kami mau keluar negeri. Kalian berdua di rumah jaga
diri baik-baik,” kata eomma.
“eoh. Arasseo,” aku mengiyakan. Ku arahkan wajahku
ke Soonjin. Anak itu tampak tak semangat. Aku tersenyum sinis.
Kau tak akan bisa mengadu banyak ke eomma lagi,…
L.O.V.E
Umurku telah
menginjak 21 tahun. Tiba-tiba ada seseorang mengantarkan undangan ke rumahku
dan menyuruhku memberi undangan itu pada eomma.
Aku tidak suka
hadir ke upacara pernikahan.
Aku tak perduli
pada kertas undangan itu dan langsung memberinya pada eomma.
Esoknya eomma
mengajakku ke pesta pernikahan itu. Aku, eomma, appa dan saengku terjebak macet
dan kami pun datang terlambat 25 menit. Saat kami memasuki ruang acara, betapa
terkejutnya aku kalau...
Chanyeol dan Yoona
menikah......
“kalian boleh
berciuman,” ucap pendeta dan...begitulah.
Air mata keluar
dari kantung mataku.
“KALIAN TIDAK BOLEH
MENIKAH!!!!!!!!!!!!” teriakku.
“Soonjin!” seru
eomma.
“EONNIE!!!” Soonjin
melotot padaku. Kini semua tamu undangan juga Chanyeol dan Yoona menatapku tak
percaya.
“Andwae! POKOKNYA
CHANYEOL DAN YOONA TIDAK SAH!!!” teriakku lagi.
“eonnie!!!!
Sadarlah eonnie!!!
EONNIEEEEEE..................................!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”
BRUK
Aku terjatuh dari
tempat tidur.
“EONNIE!!!
EONNIE!!! EONNIE!!! EONNIEEEEEEEE!!!!!!!!!!!!”
Mimpi buruk
Tiba-tiba kepalaku
pusing. Aku sedang sakit? Tidak!! Aku pusing saat mendengar teriakannya.
“EONNIE CEPAT KE
SEKOLAH!!! MEMANGNYA KAU TIDAK SEKOLAH?!” teriak Soonjin dari lantai bawah. Aku
menepuk dahiku.
“NE AKU SEDANG
PAKAI SERAGAM!!!” teriakku berbohong.
“Dasar eonnie
lelet!!! Aku mau ke sekolah duluan saja!” teriak Soonjin lagi. Aku memutar bola
mataku.
Aku mengingat
mimpiku semalam. Menyedihkan.
Aku melihat jam
wekerku. 6 : 50. Aish.
L.O.V.E
Pukul 9 tepat.
Bukannya bersekolah, aku malah jalan-jalan di tepi sungai Han untuk meredakan
otakku. Aku duduk bersandar di pohon yang rindang.
Sepi. Tak ada yang
lewat. Begini lebih nyaman.
Kututup mataku
perlahan. “aku terlalu menyukai Chanyeol,”
“YAK!! kerdil!”
Mataku langsung
membelalak kaget. Ku edarkan pandanganku ke segala arah. Tak ada siapa-siapa.
Kenapa tiba-tiba
suara Baekhyun melintas di otakku?
Aku berdiri lalu
mendekat ke Sungai Han. Lebih dekat. Lebih dekat. Ku tatap bayangan wajahku di
air.
“kerdil,”
“ck!” aku menoleh
ke kiri. Tidak ada siapa-siapa. Aish kenapa otakku memikirkan Baekhyun?!
Aku beralih lagi ke
bayanganku di air dan betapa kagetnya aku ketika melihat satu bayangan lain
yang berada di sebelah kanan bayanganku.
“YAK!!!” teriak
orang itu.
“eoh!” aku hampir
terpeleset saat mendengar teriakan itu.
Semoga sungai
ini tidak dalam! Aku tidak bisa
berenang!
Loh?! Tunggu dulu!!
Aku tidak tercebur!
“gwenchana?” tanya
Baekhyun yang menahan tubuhku. Bisa ku rasakan hembusan nafasnya saat ini.
Aku menggeleng
pelan. Menandakan bahwa aku tidak
kenapa-napa.
Keheningan menjalar
satu sama lain dan terjadi eye contact antara kami. Ku rasakan wajahnya
mendekat. Mendekat dan
Chu~~
TBC
No comments:
Post a Comment