Thursday 28 March 2013

[2 of 3] LOVE




Author : Park Sung Yeon
Title : Jealous? Aniya!
Cast :   Byun Baekhyun
            Kim Yoonjin (OC)
            Park Chanyeol
Others : Yoona (SNSD), Jiyeon (T-ara), Seohyun (SNSD)
Genre : School Life, Friendship, Romance, Happy.
Rating : PG-13
Length : Chapter
Di Part ini Author minta maaf kalau misalnya ada kesalahan ucapan atau kalimat tak senonoh #kalauAda. Ampunin Author deh. Jangan Benci saya ya.....TT___TT
L.O.V.E
Author POV
“hah? Misterius apa?” tanya Chanyeol kebingungan.
“Aish! Itu lhoo...yang salah mengoreksi Lembar Ujian Matematikamu. Seharusnya salah 3 tapi ia malah menulis salah 6. Dia memang tak mau mengaku kalau dia lah yang salah mengoreksi,” kata Baekhyun.
“hah? Kapan?” tanya Yoonjin heran. Ia merasa tak pernah mengoreksi Lembar Ujian Chanyeol.
Seketika itu pula, Baekhyun mencubit lengan Yoonjin membuat yeoja itu meringis.
“Ah, Ne Ne. Aku yang salah koreksi saat itu. Jaesonghaseyo,” ucap Yoonjin menyatukan telapak tangannya sambil membungkuk 30 derajat.
“Oh. Ani Gwenchana,” Chanyeol hanya tersenyum dan pergi begitu saja. Yoonjin bernapas lega. Beberapa detik kemudian ia melayangkan pukulan keras ke kepala Baekhyun.
“yak! Bisa tidak kau diam! Hampir tadi ketahuan!!”
“Aish! Kalau kau memukulku terus-menerus maka akan ku adukan! CHANYEOLLIE!!!!”
“eh! Ani Ani Mian!! Kali ini kumohon...jangan beritahu siapapun,”
“hehehe,”
L.O.V.E
Yoonjin POV
Aku berjalan bersama Baekhyun menuju kelas kami yang berbeda namun satu arah. Dulu memang tidak satu arah. Tapi sekarang iya. Karena kami bukanlah lagi murid kelas 11. Melainkan 12. 12 B, 12 C.
Tiba-tiba kulihat di depan kelas 12 semua murid berebut melihat pengumuman di mading depan kelas masing-masing. Mataku melebar dan aku langsung berlari menuju kelas 12 C untuk melihat ada apa yang terjadi sebenarnya. Setelah bersusah payah menyenggol teman-temanku, ternyata...PEMINDAHAN KELAS!!!
Kucari-cari namaku di lembar kertas yang tertempel dimading. Tidak ada! Kelasku bukan disini!
“huhh...” aku mengeluh dan Menjauh dari mereka. Tiba-tiba Dasom menepuk bahuku.
“Kita dikelas B,”
“KELAS B?!” teriakku saat itu juga.
Magic.
Semua orang disekelilingku terdiam. Hening. Dasom membungkukkan tubuhnya pada semua orang sambil minta maaf. Aku hanya tertawa aneh. Aku tidak perduli. Akhirnya impianku ter____aish! Kan belum tentu Chanyeol masih di B. Bisa saja Chanyeol di pindah ke A! atau D? Atau E? Atau F? Atau…yah tidak mungkin Chanyeol masuk kelas-kelas bodoh itu! D E F? Yang benar saja! chanyeol kan pintar!
“ayo kesana,” aku dan Dasom berjalan ke 12 B. Sesampainya di depan pintu, dari jarak ini kulihat Chanyeol sedang menuliskan sesuatu di Papan tulis. Aku pun berjalan masuk tanpa ragu. Saat ia Selesai menulis di papan tulis, ia meletakkan spidol di Meja guru. Meja guru itu bahkan tepat berada di sebelahku.
“Eoh. Kau di kelas ini?” tanyanya tersenyum lebar padaku. Aku hanya mengangguk. Mematung saat ia bicara padaku. Ku arahkan mataku ke papan tulis.
‘SELAMAT DATANG DI KELAS 3
                                    ‘-Chanyeol-’
“wae? apa tulisanku disana kurang bagus?” tanyanya tersenyum padaku.
“ah, ani. aku suka,” aku hanya tersenyum malu lalu berjalan mencari bangku yang kosong. akhirnya ku temukan bangku itu lalu duduk disana.
“dasar fans yang sangat beruntung,” ku dengar suara namja.
Aku mengernyit. Ku arahkan mataku ke segala arah, dan kulihat sosok baekhyun yang duduk di belakangku sambil menulis dengan terkikik geli.
“kau tidak dipindahkan?” tanyaku
“ani. Hey, maukah kau tukar tempat duduk denganku?” tanyanya menaik-turunkan alisnya 2 kali. Aku menatapnya jijik.
“Ih. Ogah! Aku tau kau ingin duduk di sini karena….” Aku melirik tas milik teman sebangkuku, jelas sekali itu adalah tas yeoja dan aku yakin Baekhyun ingin disini karena ingin dekat dengan si pemilik tas ini. Tidak apa-apa sih, tapi yang menjadi masalah, aku yakin kalau teman sebangku Baekhyun adalah namja dan aku tidak ingin duduk dengan namja –kecuali Chanyeol–
“ah…arasseo. Yakin nih tidak ingin tukar tempat?” tanyanya dengan tatapan menggodaku sambil menepuk-nepuk kursi milik teman sebangkunya.
“ani!” aku memalingkan wajahku.
“Serius? Kesempatan ini tidak datang 2 kali lho,”
“aniya.” Aku mulai kesal. ‘kesempatan tidak datang 2 kali’. Cih! Siapa juga yang minat!
“oke…” ia hanya menganggukkan kepalanya pelan lalu menulis sesuatu di bukunya sambil terkikik lalu menunjukkannya padaku. Tulisan itu bahkan besar disertai huruf Kapital!
‘FANS YANG GAGAL!’
“Aish!” aku memberi isyarat berpura-pura ingin meninjunya. Karena terlanjur emosi aku membalikkan badanku.
“Baekkie-ah,” Chanyeol…
ku dengar pemilik suara Bass itu menghampiriku. Tidak tidak. Ia menghampiri Baekhyun. Aku hanya diam saja. Namun aku jelas mendengar pembicaraan mereka.
“Bagaimana yeoja yang ini? Yeoppo?” tanya Chanyeol.
“Ne, neomu yeoppo. Sexy,”
Aku hanya bergidik mendengar pembicaraan mereka.
“tapi aku kurang suka Barbie, Chanyeol-ah. Aku hanya suka Hello Kitty,”
#ngok
-___- aku membalikkan tubuhku dan kulihat mereka menatapi kaset…BARBIE?! APA-APAAN ITU?!
Cepat-cepat mereka menyembunyikan DVD itu di laci Chanyeol. Chanyeol? CHANYEOL?!
“e…e…Cha…Chanyeol-shi. Apa bangkumu disitu?”
“wae?”
“ani, hanya bertanya,”
“aku memang duduk disini,”
“APA?!” teriakku. Aku pun melirik Baekhyun. Anak itu hanya menaik-turunkan alisnya. Aku menepuk dahiku.
SEHARUSNYA AKU TUKAR TEMPAT DUDUK DENGAN BAEKHYUN!!!!!!!!!!
L.O.V.E
“ah...Baekhyun-ah...ayo kita tukaran tempat duduk…” aku terus merengek-rengek pada Baekhyun yang sedang berjalan menuju kantin. Sedari tadi aku terus menarik-narik pelan lengannya.
“sudah kubilang kesempatan itu tidak datang 2 kali,”
“hahh…Kumohon…”
“oke-oke. Tapi aku akan bilang ke Chanyeol kalau kau yang menginginkan ini,”
Aku terdiam. “Andwae! Aish lupakan lupakan!” aku merengut lalu pergi dari hadapannya. Yah Setidaknya duduk di depan Chanyeol sudah cukup!
L.O.V.E
*beberapa bulan kemudian....
Jam pelajaran Bahasa Inggris hampir selesai. Kini aku tengah mengerjakan soal. Seperti kegiatanku biasanya. Chanyeol...
Aku berbalik dan menunjukkan buku tulisku pada Chanyeol. “Chanyeollie, bisa kau ajari aku apa maksud soal yang ini? Kau tau kan aku kurang mengerti bahasa inggris?” tanyaku dengan ekspresi sok serius. Ku lirik mataku ke arah Baekhyun dan mendapati anak itu tengah menatapku sinis. Aku hanya mengabaikannya lalu fokus pada namja yang di depanku saat ini.
“ah. Yang ini kau tinggal buat cerita tentangmu dalam bahasa inggris. Cukup kenalkan dirimu di cerita itu, Orang tuamu, Saudaramu, dan______”
“Namja idamanmu juga harus kau sebut,” potong Baekhyun dengan wajah tanpa dosa sambil terus menulis di buku tulisnya. Mataku melotot lalu melempar Baekhyun dengan Pulpen yang ku pegang. Bisa-bisanya dia mengatakan itu. Apalagi ada Chanyeol!
“aish waeyo?!” seru Baekhyun sinis.
“aniya. Eh Chanyeol-ah terima kasih sudah mau membantuku,” aku tersenyum pada Chanyeol. Aku beralih ke Baekhyun. Lalu ku tunjukkan kepalan tangan kananku ke arahnya kemudian kembali berbalik menghadap mejaku. Dasar Baekhyun nakal!! Baekhyun jelek!! Mulut Bebek! Arghhh! Asdfghjkl!*#&@#%&&
“anak-anak, kita tutup pelajaran hari ini dan pekerjaan dapat di lanjutkan di hari berikutnya. Kapan lagi ada pelajaran saya?” tanya Kyungsoo seonsaengnim.
“Kamis Pak....!”
“ne. Kamis akan kita lanjutkan. Kalian masukkan buku kalian ke dalam tas dan kalian boleh langsung istirahat. Tapi setelah istirahat jam pelajaran guru lain akan saya ambil satu jam karena ada Pengumuman yang akan saya sampaikan.”
L.O.V.E
“Chanyeol-ah, kau tidak ke kantin?” tanyaku saat aku kembali ke kelas bersama Seohyun.
“aniya. Kantin ramai,” katanya.
“itu sih bukan karena kantinnya. Tapi karena Chanyeol-nya saja yang malas. Dia takut di kerubungi sekelompok yeoja gila,” kata Baekhyun sambil mengunyah makanan. Dasar anak itu. Bicara sambil kumur-kumur begitu. Salah sendiri ngomong waktu makan. Tersedak maka Rasakan!
“ne. Padahal aku lapar sekali,” kata Chanyeol. Aku tersenyum lalu dengan cepat membuka resleting tasku dan memberikannya Bekal berwarna...ahehe, Pink.
“igeo,” kataku tersenyum, berharap ia akan menerima pemberianku.
“mwo?”
“tenang saja aku sudah makan di kantin. Jangan takut, itu tidak ada racunnya. Ibu yang memasak,”
Dia tersenyum lalu mengambil bekal pemberianku dan isinya adalah Nasi Goreng. Dihias dengan sosis berbentuk hampir mirip gurita, telur goreng berbentuk hati, dan di atas nasi goreng itu ada mie yang diatas mie itu ada 2 buah tomat berbentuk mata.
Jujur! Sebenarnya, itu bukan buatan ibu. Ibu memang pernah memberiku bekal. Tapi isinya hanya nasi putih dan sosis. Tapi kalau kalian tau kejadian tadi pagi, Euwh!!! Benar-benar penuh perjuangan besar membuat bekal seenak itu!! Bayangkan saja. Mulai dari pukul 4 subuh sampai setengah enam, makanan itu baru selesai! Berapa kali gagal? Berulang-ulang!! Bahkan tadi pagi ibu....
*flashback
“aigoo...kenapa telurnya tinggal satu?” seru Ibu saat membuka kulkas.
“tentu saja karena eonnie gagal memecahkan kulit telur. Payah!,” kata Soonjin menatap remeh padaku.
“neo!” aku bersiap melempar garpu pada Soonjin. Bagiku ia adalah musuh! Ya! Kami sangat bermusuh! Bahkan kejadian ini berlangsung dari beberapa bulan lalu. Semenjak ia mengadu pada ibu tentang Chanyeol. Aish! Soonjin neo jinjja!
“YA!! Kalian ini sudah besar masih saja bertengkar! Yoonjin! Kalau kau ingin belajar memasak kan kau bisa melakukannya pulang sekolah. Jam 4 pagi seharusnya kau belajar. Itu lebih baik. Dan Soonjin, pertama mencoba itu memang selalu gagal. Dan kau jangan meremehkan sesuatu sekecil apapun itu,” seru eomma. Aku menatap Soonjin kesal. Dan...mata eomma langsung tertuju pada sekotak bekal di atas meja yang belum kututup.
“Omona Yoonjin....kau kah yang membuat? Kreatif sekali,” puji eomma dan aku tersenyum lebar lalu menjulurkan lidahku pada musuhku.
“cih. Tidak mungkin sekali kalau eonnie makan makanan dari rumah. Dia kan hanya suka makanan ringan. Jangan tertipu, Eomma. Bekal itu untuk namja eonnie. Itu untuk Chanyeol,” Soonjin tersenyum licik. Eomma langsung menatapku untuk menyuruhku memberi penjelasan.
“itu tidak benar eomma!”
“Itu benar!! Tadi aku mendengar dia berdoa di depan bekal itu. Doanya bahkan sungguh menjijikkan. Ia berkata ‘Tuhan, semoga Chanyeol hari ini tidak ke kantin dan memakan bekalku’! Euh! Doa macam apa itu?” dia menatapku sinis.
“Soonjin!” aku menatapnya jengkel. “eomma...percayalah padaku...”
“ara ara. kali ini eomma percaya.”
Fyuh!
*flashback-END
“bekalmu enak. Salam untuk eomma-mu ya,” kata Chanyeol memuji makananku. Senyumku makin mengembang.
“Jinjja?! Sebenarnya itu buatanku!” ucapku tanpa sadar. Seketika aku menutup mulutku dengan tangan kananku.
“eung? Buatanmu ya? Wah, hebat sekali. Terima kasih ya,” puji Chanyeol sekali lagi. Aku tersenyum malu lalu mengangguk.
“aish, kau ini tidak setia kawan sekali Yoonjin-ah. Mana makanan untukku?” tagih Baekhyun mengacung-ngacungkan sendok bekalnya ke arahku. Aku menjulurkan lidah ke arahnya.
L.O.V.E
Kyungsoo seonsaengnim masuk kembali ke kelas. Semua murid duduk di bangku masing-masing. Tak lupa ketua kelas kami memberi hormat. Setelah itu Kyungsoo seonsaengnim pun memberitahu apa pengumuman yang telah ia janjikan.
“Anak-anak. Sekolah kita kini mengadakan lomba Drama dan Lomba itu akan ditampilkan 4 minggu ke depan. Satu kelas harus menampilkan 2 drama. Dan saya akan membagikan kertas di toples ini kepada kalian satu persatu,” kata Kyungsoo seonsaengnim sambil menunjukkan toples berisi puluhan kertas yang telah di gulung.
Kyungsoo seonsaengnim memberiku satu gulungan kertas. Dengan cepat ku ambil kertas itu. Namun aku ragu untuk membukanya. Tiba-tiba aku mendengar obrolan di belakang.
“aish kenapa aku harus memerankan pangeran di Drama Putri tidur? Ish! Pasti dialog-ku sangat banyak!” gerutu Baekhyun.
“kita senasib, Baekhyun-ah. aku juga jadi pangeran,”
“mwo? Cinderella ya?”
Aku tersenyum. Dengan hati berharap aku membuka gulungan kertas itu. Hatiku berdebar ketika di kalimat pertama, aku jadi seorang Putri!
“hah?” aku mengerutkan keningku. Aku memang jadi seorang putri. Tapi...Putri Tidur?! Berarti aku dengan Baekhyun.....
“baik semua sudah jelas. Yang di panggil namanya Silahkan maju ke depan karena saya akan memberikan kertas dialog. Yang pertama, pemeran pangeran di drama Cinderella silahkan maju,” seru Kyungsoo seonsaengnim. Dan Chanyeol maju kedepan.
Aku mendengus. Kasihan sekali aku ini. Seharusnya aku menjadi putri Cinderella!
“dan yang kedua, pemeran Putri di drama Cinderella,”
Aku mencibir. Ternyata Yoona. Ya ya Yoona memang berjodoh sekali. Anak itu pantas memerankan Cinderella. Dia baik dan pintar juga cantik. Bahkan jiwa aktingnya sangat bagus.
“pemeran pangeran di drama Putih tidur silahkan ke depan,”
Baekhyun maju sambil menggaruk kepalanya malas. Huh....pasti rumit sekali nanti kalau aku latihan dengannya!
“kemudian pemeran putri di Putri tidur!”
5 detik.
Aku tidak maju. Aku belum bisa menerima kalau aku lah pemeran pokok drama putri tidur.
Semua murid bahkan kini tengah menunggu ‘Putri Tidur’ yang tak kunjung menampakkan diri. Iya! Dia tidak akan menampakkan diri karena dia sedang tidur!
“ayo. Siapa pemeran putri tidur?” panggil Kyungsoo seonsaengnim. Dengan ragu aku berdiri dan maju kedepan kelas dengan langkah pelan. Kulihat Baekhyun menganga lebar. Ish! Jinjja!
L.O.V.E
Aku mengemasi buku-buku di atas meja. Lalu mengambil kotak bekalku di laciku yang Chanyeol kembalikan tadi. Ternyata aku tidak sadar. Dibawah kotak bekal itu ada kertas yang Chanyeol tempelkan.
Mashita.
Yoonjin-ya gomapta!
                                   
                        -Chanyeol-
Hatiku terus berteriak senang. Cepat-cepat ku masukkan kotak bekal itu ke dalam tas.
L.O.V.E
*di sekolah
“Oh Pangeran tampan, terima kasih telah menyelamatkanku!” aku mencoba menghafal dialog dengan nada yang menurutku sangat menjijikkan. Terpaksa aku lakukan karena....ini perintah seonsaengnim!
“Kau telah menyelamatkanku, menciumku, me____” aku menggaruk-garuk kepalaku. “aish Bagaimana dialog selanjutnya?!! Argh!”
“eyyy, suaramu buruk sekali, Yoonjin-ah,” komentar seseorang. Ku alihkan mataku pada Baekhyun yang sedang mengamati dialog. “eugh! Kau!”
“wae? Wae? Hey cepat hafal dialognya!” seru Baekhyun mengacungkan pulpen ke arahku. Aku mendengus. Aku pun pergi dari hadapan Baekhyun dengan langkah kesal. Saat aku masuk ke ruang make up,
“chanyeol…” lirihku. Dari kejauhan, tepat di depan mataku, Chanyeol dan Yoona,
Berciuman.
Aku mundur, dan bersembunyi dibalik tembok. Aniya! Tidak mungkin mereka melakukannya!! Andwae! Mereka pasti hanya latihan!
“kau cemburu?”
Mataku membelalak. Ku alihkan mataku ke kiri dan ku dapati Baekhyun di sampingku dengan wajah tanpa dosa.
“a…aniya. Mereka kan hanya latihan,” aku langsung melangkahkan kakiku untuk pergi. Pergi ke belakang gedung latihan para murid. Dimana disana adalah satu-satunya tempat sepi.
“tapi Bagaimana kalau mereka memang menaruh perasaan?” tanya Baekhyun yang terus mengikutiku. “apa kau sangat cemburu?”
Drep
Langkahku tiba-tiba berhenti. Mulutku terkunci rapat. Iya aku cemburu! Aku sangat cemburu! Bahkan iri! Kenapa harus Yoona?! Kenapa?! Aku benci Yoona! Yoona terlalu cantik! Yoona…
Terlalu pantas dengan Chanyeol!
“hhk!” aku menahan tangisku. Iya aku menangis. Terharu(?). Yoona dan Chanyeol berciuman. Terlalu menyedihkan!
“Mian,” ucap Baekhyun. Ku dengar suara langkahnya menghampiriku. “kalau memang kau sangat mencintainya, katakanlah. Aku akan membantumu,”
Air mataku turun semakin deras. Ku tutup hidung dan mulutku dengan tangan kiriku lalu berbalik menghadap baekhyun. “Baekhyun…”
L.O.V.E
Baekhyun POV
“Baekhyun…”
Grep!
Tiba-tiba dia memelukku. Aku membalas pelukannya dan mengusap punggungnya. Membiarkan gadis ini menangis keras di bahuku. Membiarkan gadis ini melampiaskan emosinya padaku.
“Aku mencintainya, Baekhyun-ah…Jeongmal…” ia memelukku erat. Aku hanya tersenyum.
“ara. Aku yakin kau bisa selesaikan ini. Aku akan membantumu. Yakso. Tapi kau tidak boleh menangis Yoonjin-ah. Kajja, tersenyumlah. Uljima juseyo,” aku mengusap rambutnya pelan. Ku rasakan ia mengangguk pelan.
“mulai sekarang fokuskanlah dulu pada drama-mu, dan juga dramaku. Wajahmu tidak boleh muram. Apalagi ketika saat pentas dan di tonton orang banyak. Fight,”
Ia melepas pelukannya lalu mengusap cepat air matanya. Lalu tersenyum lebar padaku. “Gurae. Fighting!!” ia mengepalkan tangan kanannya, mengisyaratkan bahwa ia telah yakin dan semangat.
“fighting,”
L.O.V.E
*di taman
Ini adalah hari ketiga latihan drama. Hari ketiga latihan ini di lakukan di minggu ke-2. Jadi mungkin 2 minggu berikutnya drama kami akan di pentaskan.
Latihan di hari-hari sebelumnya hanya latihan biasa dan belum praktek. Melainkan persiapan kostum, cara berbicara, dan menghafal dialog. Tapi latihan kali ini akan di praktekkan!
“hey, nada vokalmu nanti itu harus betul-betul serius. Aku tau suaramu itu cempreng dan jelek,” ocehku pada Yoonjin yang hanya ia balas dengan cibiran. Kali ini kami sedang berlatih membaca dialog sambil berjalan-jalan.
“kau ini Cerewet! Urus saja dirimu sendiri! Aku ya aku! Kau ya kau! Sekali lagi kau protes dengan suaraku, ku sumpal mulutmu dengan kaos kaki!” Yoonjin memberiku tampang membunuh. Aku hanya berdecak kesal.
Tiba-tiba kami melihat sesuatu dari dalam gedung latihan. Aku segera menarik tangan Yoonjin untuk masuk ke dalam gedung itu.
 “yes, I love you too,”
Chanyeol mendekatkan wajahnya ke arah Yoona. Hendak mencium Yoona seperti di narasi yang telah di tetapkan. Tapi tidak! Mana mungkin mereka berciuman sungguhan. Hanya memberi kesan romantis saja. Berakting seperti berciuman padahal tidak.
Deg
Sepertinya pemikiranku salah. Mereka…benar-benar berciuman. Bukan masalah bagi mereka. Mereka sepasang kekasih! Ya, meski hanya aku yang tau bahwa mereka telah menjalin hubungan.
Lama? Tentu saja!
Aku menoleh ke arah Yoonjin. Yeoja itu hanya menatap panggung dengan tatapan kosong. Aku tau yeoja ini akan menangis. Namun aku segera memberinya hiburan. “ehehe, kau cemburu kan?” godaku dengan nada mengejek.
Ia hanya menoleh dan menatapku kesal. “aniya!”
“eii….bilang saja kau ingin berada di posisi Yoona sekarang,”
“argh!! Baekhyun!! Neo jinjja!!! Nakal! Nakal! Nakal!!” ia terus memukulku dengan papan. Papan ujian yang malah di pakainya untuk menjepit beberapa kertas dialog agar tidak rusak dan tidak hilang.
Aku lalu berlari Menjauh ke luar gedung, sedangkan ia mengejarku. Ya aku yakin ini bisa membuat Yoonjin ikut pergi Menjauh dari drama itu. Tak kan ku biarkan dia melihatnya.
Tiba-tiba
“akh!”
L.O.V.E
Yoonjin POV
“akh!” tiba-tiba kakiku lemas dan tubuhku terhampas di tanah. Aku pun menangis. Bukan. Bukan karena sakit. Tapi…hatiku memang tidak kuat. Kaki ini memang lemas. Lemas! Sejak aku melihat ‘pertunjukan’ tadi. Menyedihkan sekali kau ini!
“Gwenchanayo? Mianhae,” ucap Baekhyun menghampiriku dan menatapku khawatir. “kakimu terkilir?”
“a…ani…”
“jadi?”
“Gwenchana,” aku menggeleng. Lalu aku mengusap air mataku. “kajja,” aku mencoba berdiri dan untung berhasil. Ku tarik tangan Baekyun agar ia mengikutiku masuk ke gedung latihan. “kita harus menghargai penampilan mereka. Penampilan mereka sangat baik,” ujarku. Namun ia berhenti berjalan membuatku yang menariknya ikut berhenti.
“kau yakin tidak apa-apa?”
“aniya! Kau pikir aku akan mati ketika menonton mereka?! Terlalu berlebihan!” aku berubah galak.
Ia hanya tersenyum. Ku alihkan mataku ke panggung dan di sana Chanyeol sedang melihatku. Ku lambaikan tanganku sehebohnya ke arah Chanyeol.
L.O.V.E
“iya benar benar. Tetap pada posisi seperti itu, Kim Yoonjin,” seru Luna seonsaengnim, guru yang melatih kami. Aku pun hanya diam lalu menutup mataku. Kini posisiku seperti putri. Putri yang tertidur.
“ayo ayo pangerannya datang!” seru Luna seonsaengnim. Tak seberapa lama, ku dengar suara langkah kaki menghampiriku.
“Tuan Putri, bolehkah saya menciummu, dan menyelamatkanmu?”
Ya ya aku tau. Itu suara Baekhyun. Aih!! Bencana sekali kalau Baekhyun yang menjadi pasanganku disini!
Di hatiku aku terus mengoceh. Sampai aku tak sadar kalau,
Baekhyun menciumku! Hey kan aku sudah bilang, Ciumnya hanya berjarak 3 cm saja! Jangan cium beneran! Duh! Ciuman pertama lagi!
Oke Oke!! Ku anggap semua ini berlalu! Tidak ada ciuman. Tidak ada perasaan. Ciuman pertama, Coret!
L.O.V.E
Aku berjalan menuju kantin yang telah sepi. Saat sampai di kantin, ku lihat dari jauh sana Chanyeol dan Yoona sedang asik saling menyuap makanan bersama. Hatiku memanas. Cukup aku berdiam di sini. Aku bukan siapa-siapa. Aku bukan ibu Chanyeol. Apalagi kekasihnya. Jadi aku cukup berdiri disini. Menyimpan emosiku.
“Hampiri mereka kalau memang suka. Jangan membohongi perasaanmu,”
Aku terdiam. Biasanya Baekhyun yang berkata seperti itu. Tapi kali ini tidak. Kali ini Yeoja yang mengucapkannya. Aku pun menoleh ke arah yeoja itu, yeoja yang entah kapan berdiri tepat di sampingku.
Park Jiyeon. Murid klub basket berambut sebahu yang sedikit tomboy. Yeoja yang kini menatap Chanyeol dan Yoona disana dengan pandangan datar dan kosong dan tubuhnya sama sekali tak bergerak. Sama seperti yang kulakukan barusan. Hanya saja kini mulutnya tengah asik pada permen lollipop kecil *kayak permen milkita itu lhoo -___-*
“apa kau menyukainya?” kini ia menoleh padaku membuatku gelagapan karena menurutku ia Sungguh mengerikan ketika memberiku tatapan seperti itu.
“a..ani…”
“ayo jawablah yang jujur,” ia mendelikkan matanya sedikit. Aku hanya mengangguk cepat. Ia kemudian tersenyum lalu kembali beralih melihat Chanyeol dan Yoona disana.
“sayangnya kau terlambat. Benar-benar terlambat.” Ucapnya datar. Aku mengernyit tak Mengerti.
“maksud____” baru aku menoleh, Jiyeon sudah tak ada di tempatnya dan ku lihat punggungnya Menjauh.
L.O.V.E
*istirahat kedua
Aku mengaduk-aduk minumanku dengan sedotan sambil menatap kosong ke sebrang sana. Lagi-lagi aku menemukan mereka duduk dikantin berdua.
Apa mereka pacaran?
Aniya. Kalau mereka pacaran, berita ini pasti telah tersebar luas di sekolah.
Chanyeol mengusap sisa makanan yang berada di dekat bibir Yoona. Aku mencibir. Ku minum pepsiku. Aish jinjja! Seharusnya aku tidak usah berada di sini dan pergi dari tadi! Toh aku kan hanya beli pepsi.
“KERDIL!”
“Uhuk Uhuk!” aku langsung tersedak ketika suara itu mengagetkanku. Baekhyun. Ia kemudian duduk di hadapanku. “Yah!! Kau mau aku mati?! Seenaknya saja mengejutkan orang!”
Namun ia malah melenceng ke pembicaraan lain. “aku dari tadi menatap gerak-gerikmu. Kau sedang memata-matai 2 orang dibelakang itu kan?” Baekhyun menaik-turunkan alisnya 2 kali.
“apa? Tidak kok!” bantahku.
“aish, si kerdil berbohong,”
“Yah!! Kau ini selalu saja menyebutku kerdil! Apa kau tidak sadar kalau kau itu juga kerdil!”
“kau cemburu kan?” lagi-lagi ia mengabaikan omelanku dan menanyakan pertanyaan bodoh itu!
“ani,” jawabku.
“benar?”
“iya aku tidak cemburu!!”
“ah aku tidak percaya,”
“tidak! Tidak! Tidak! Aku tidak cemburu!”
“kalau kau tidak mengaku, aku akan berteriak pada seluruh siswa di kantin ini kalau…”
“Gurae!! Aku cemburu!! Kau suka kan kalau aku cemburu?! Cemburu melihat mereka?!” geramku. Baekhyun terdiam.
“aniya. Aku tidak suka. Aku tidak suka kau cemburu dengan Chanyeol. Justru bukan itu jawaban yang ku inginkan. Aku benar-benar bahagia jika kau tidak cemburu pada mereka,” Baekhyun tiba-tiba berdiri dan pergi begitu saja.
“Eh?! Mau kemana?!”
L.O.V.E
*malam harinya
“eh! Eomma mau kemana? Appa! Kalian mau kemana?” tanyaku melihat eomma dan appa yang berada di ruang tengah. Hendak keluar rumah membawa tas dan koper.
“kami mau keluar negeri. Kalian berdua di rumah jaga diri baik-baik,” kata eomma.
“eoh. Arasseo,” aku mengiyakan. Ku arahkan wajahku ke Soonjin. Anak itu tampak tak semangat. Aku tersenyum sinis.
Kau tak akan bisa mengadu banyak ke eomma lagi,…
L.O.V.E
Umurku telah menginjak 21 tahun. Tiba-tiba ada seseorang mengantarkan undangan ke rumahku dan menyuruhku memberi undangan itu pada eomma.
Aku tidak suka hadir ke upacara pernikahan.
Aku tak perduli pada kertas undangan itu dan langsung memberinya pada eomma.
Esoknya eomma mengajakku ke pesta pernikahan itu. Aku, eomma, appa dan saengku terjebak macet dan kami pun datang terlambat 25 menit. Saat kami memasuki ruang acara, betapa terkejutnya aku kalau...
Chanyeol dan Yoona menikah......
“kalian boleh berciuman,” ucap pendeta dan...begitulah.
Air mata keluar dari kantung mataku.
“KALIAN TIDAK BOLEH MENIKAH!!!!!!!!!!!!” teriakku.
“Soonjin!” seru eomma.
“EONNIE!!!” Soonjin melotot padaku. Kini semua tamu undangan juga Chanyeol dan Yoona menatapku tak percaya.
“Andwae! POKOKNYA CHANYEOL DAN YOONA TIDAK SAH!!!” teriakku lagi.
“eonnie!!!! Sadarlah eonnie!!! EONNIEEEEEE..................................!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”
BRUK
Aku terjatuh dari tempat tidur.
“EONNIE!!! EONNIE!!! EONNIE!!! EONNIEEEEEEEE!!!!!!!!!!!!”
Mimpi buruk
Tiba-tiba kepalaku pusing. Aku sedang sakit? Tidak!! Aku pusing saat mendengar teriakannya.
“EONNIE CEPAT KE SEKOLAH!!! MEMANGNYA KAU TIDAK SEKOLAH?!” teriak Soonjin dari lantai bawah. Aku menepuk dahiku.
“NE AKU SEDANG PAKAI SERAGAM!!!” teriakku berbohong.
“Dasar eonnie lelet!!! Aku mau ke sekolah duluan saja!” teriak Soonjin lagi. Aku memutar bola mataku.
Aku mengingat mimpiku semalam. Menyedihkan.
Aku melihat jam wekerku. 6 : 50. Aish.
L.O.V.E
Pukul 9 tepat. Bukannya bersekolah, aku malah jalan-jalan di tepi sungai Han untuk meredakan otakku. Aku duduk bersandar di pohon yang rindang.
Sepi. Tak ada yang lewat. Begini lebih nyaman.
Kututup mataku perlahan. “aku terlalu menyukai Chanyeol,”
“YAK!! kerdil!”
Mataku langsung membelalak kaget. Ku edarkan pandanganku ke segala arah. Tak ada siapa-siapa.
Kenapa tiba-tiba suara Baekhyun melintas di otakku?
Aku berdiri lalu mendekat ke Sungai Han. Lebih dekat. Lebih dekat. Ku tatap bayangan wajahku di air.
“kerdil,”
“ck!” aku menoleh ke kiri. Tidak ada siapa-siapa. Aish kenapa otakku memikirkan Baekhyun?!
Aku beralih lagi ke bayanganku di air dan betapa kagetnya aku ketika melihat satu bayangan lain yang berada di sebelah kanan bayanganku.
“YAK!!!” teriak orang itu.
“eoh!” aku hampir terpeleset saat mendengar teriakan itu.
Semoga sungai ini tidak dalam! Aku tidak bisa berenang!
Loh?! Tunggu dulu!! Aku tidak tercebur!
“gwenchana?” tanya Baekhyun yang menahan tubuhku. Bisa ku rasakan hembusan nafasnya saat ini.
Aku menggeleng pelan. Menandakan bahwa aku tidak kenapa-napa.
Keheningan menjalar satu sama lain dan terjadi eye contact antara kami. Ku rasakan wajahnya mendekat. Mendekat dan
Chu~~

TBC

No comments:

Post a Comment