Author : Park
Sung
Yeon
Title : Shut Up, Please!
Cast : Byun
Baekhyun
Kim Yoonjin (OC)
Park Chanyeol
Kim Yoonjin (OC)
Park Chanyeol
Others : Yoona (SNSD), Jiyeon (T-ara), Sunhwa
(Secret), Dasom (Sistar), Seohyun (SNSD),
Genre : School Life, Friendship, Romance.
Rating : PG-13
Length : Chapter
Sebenarnya Author
tuh bingung OC-nya gimana mukanya. Tapi karena ingat film Thailand di Laptop
Author yah author pake aja OC dari film itu. Dan yang Author jadiin Cast OC
disini aslinya adalah Pimchanok. Mungkin udah pada tau yah. Habisnya saya bosan
sih kalau misalnya pake Cast Ulzzang sebagai OC. #lemparBungaBangKAI
L.O.V.E
Author POV
“198, 199, Dua…Ratus!”
Yoonjin menghembuskan nafasnya kasar. Kini ia telah
tepat di depan pintu Ruang Kepala Sekolah. Saat ia berjalan ke depan,
“AW!!!”
Ia tak tau bahwa Pintu Ruang Kepala Sekolah tertutup
sehingga rapot-rapot siswa yang dibawanya berserakan di lantai.
“Aaakh!!!” ia mengacak rambutnya kesal dan
menghentak-hentakkan kakinya di lantai. Bagaimana bisa ia membawa rapot seluruh
siswi kelas 11 ke Ruang Kepala Sekolah sekaligus???
Yoonjin berjongkok dan cemberut kesal. Ia tak ikhlas
dengan tugasnya yang ini. Dengan ragu ia mengambil salah satu rapot siswa untuk
menumpuknya kembali lalu dibawa ke Ruang Kepala Sekolah. Namun ia sangat enggan
melakukannya.
“butuh bantuan?”
Yoonjin mendongak masih dengan bibir yang menekuk ke
bawah. Bukannya semakin tenang, gadis cantik itu malah melempar Rapot Siswa ke
arah orang yang kini mengajak ngobrol dengannya, lebih tepatnya menawarkan
bantuan. “Aniya!”
“ish. Choding,” Namja itu hanya menyilang kedua
tangannya angkuh lalu berlalu dari Yoonjin.
“Yah!!!” Yoonjin berdiri dan hendak melempar rapot
kepada murid kelas 11 B itu, namun kegiatannya terhenti begitu saja ketika
Pintu Ruang KepSek dibuka dan muncul Pak Kepala Sekolah.
“Ahahaha, Annyeonghassaeyo Seonsaengnim…” Yoonjin
hanya tertawa aneh dibuat-buat dan mengurungkan niatnya untuk melempar Rapot.
“ada apa ini? Kenapa semua rapot berserakan disini?
Mau kau buang kemana Rapot yang kau pegang?” tanya Kepala Sekolah dengan mata
yang semakin melebar. Lebih tepatnya melotot.
“ahaha Aniyo Seonsaengnim. Aku hanya terlalu senang
saat melihat Rapot dan ternyata aku tidak tinggal kelas,” ucap Yoonjin
berbohong. Padahal Rapot yang ia pegang bukan miliknya.
“jadi kau naik kelas?” tanya Kepala Sekolah
mengangkat satu alisnya.
“ah…tentu Seonsaengnim,”
Kepala Sekolah hanya berdecak. Ia mengambil satu
rapot yang berserakan di lantai lalu memukul keras lengan Yoonjin.
“Anak nakal! Sudah berani membohongi Guru! Rapotnya
saja belum diisi dan kau mengatakan kau sudah naik kelas?! Ku pastikan kau
tinggal kelas!”
“Akh, Sakit sekali. Ne…Ne…Mianhae. Maafkan aku Pak,”
Yoonjin menyatukan kedua telapak tangannya dan membungkuk beberapa kali.
“Gurae gurae. Bersihkan lagi lalu bawa ke
ruanganku,” ujar Kepala sekolah lalu masuk kembali ke dalam Ruangannya.
“ck!” Yoonjin berdecak kesal. Lalu ia menoleh ke
arah suara yang menertawainya. Yoonjin menggumam “Byun Baekhyun…Mati kau besok!
Huh!”
L.O.V.E
Yoonjin duduk di depan meja belajarnya sambil tengah
memegang bingkai foto kecil dan memandang kagum seseorang di foto tersebut.
“Hh…” Yoonjin mencium foto itu seraya menghirup
aroma bunga yang baru saja mekar.
Cklek
Yoonjin terlonjak kaget ketika pintu kamarnya
terbuka. Ia segera berdiri dan menyembunyikan bingkai foto itu di balik
tubuhnya. Namun kini ia bernafas lega, karena yang datang bukanlah ibunya,
melainkan adik perempuannya yang lebih muda 2 tahun. Kira-kira kini SMP kelas 2.
“Yah! Kenapa tidak mengetuk pintu?!” seru Yoonjin
kesal.
“aniya. Waa
Eonnie
ada apa di belakang jendela kamarmu?!!” dongsaengnya yang bernama Kim Soonjin
itu dengan kaget berteriak menunjuk jendela kamar Yoonjin yang memang sengaja
dibuka pada malam hari untuk melihat bintang.
Yoonjin spontan ikut kaget dan berbalik melihat
jendela kamarnya. Ia pikir ada maling, makhluk halus atau apa. Ternyata…
“ah! Eomma!! Lihatlah kekasih eonnie!! Ini yang
pertama eomma!!” Soonjin malah mengambil bingkai foto yang Yoonjin pegang dan
berlari ke Ruang tengah menuju ibunya.
“Andwae!!”
Yoonjin berteriak kesal lalu mengejar adiknya itu.
Namun saat ia baru di tengah anak tangga, nampak ibunya di bawah –tepatnya di
depan tangga- dengan wajah tak dapat di pastikan. Disertai Soonjin yang
tersenyum sinis.
“Eomma…”
“Siapa ini?” Ibu Yoonjin dengan pelan menghampiri
Yoonjin sambil memperlihatkan foto Namja yang tertampang dengan cool di Bingkai Foto kecil.
“a…itu..itu…pacar temanku eomma.
Yah…i..itu…memang…Aku suka menjodohkan orang lain!”
“apa tulisan ini menunjukkan kalau dia pacar
temanmu? Love You Forever. Apa itu?” tanya Ibunya dingin. Mata yoonjin Seketika
melotot saat melihat tulisan yang tertampang jelas di tepi foto, ‘Love You Forever, Park Chanyeol’.
“Errr…hanya Fans,”
L.O.V.E
Yoonjin POV
“huhh…” aku mendengus kesal sambil menelungkupkan
kepalaku di meja belajar. Sejenak aku memandang bintang-bintang yang terlihat
jelas dari jendela kamarku. “aku kehilangan laptopku. Hahhh….”
Aku bangkit lalu duduk di tepi ranjang. Mengambil
boneka beruangku yang berukuran sangat besar. “Tuan Beruang…Laptopku akan di
sita selamanya…” aku curhat sambil cemberut.
“Tuan Beruang…bantu aku menabung…”
Aku menghela napas. Selama ini aku selalu
mencurahkan perasaanku pada Tuan Beruang. Yah meski aku tau itu hanya akan membuang
waktu dan tenagaku.
Malam ini, Menyebalkan.
Aku mengalihkan Pandanganku ke jendela. Kulihat
benda bercahaya merah kekuningan melayang jauh di Angkasa.
Aku tersenyum lebar. “Bintang Jatuh!” aku Seketika
berdiri dan berlari menuju jendela dan menatap langit. Aku ingin meminta permohonan.
Mungkin ini gila. Banyak orang yang menganggap
Bintang Jatuh itu hanya sebuah Meteor. Tapi…aku Percaya! Aku sangat percaya
dengan mitos itu. Karena Mottoku
‘Di Kehidupanku, Tidak ada yang tidak mungkin’. #nyontekPunyaTemanDikitGaDosaKan?
‘Di Kehidupanku, Tidak ada yang tidak mungkin’. #nyontekPunyaTemanDikitGaDosaKan?
“Bintang Jatuh, aku ingin minta sesuatu. Aku harap,
kau mendengar dan mengabulkan keinginanku. Aku berharap, akan memperoleh
Rengking 1, dan…akan Satu Kelas dengan Chanyeol-shi ketika hari pertama
kenaikan kelas nanti. Bintang Jatuh, aku harap kau juga bisa membantuku
menabung untuk membeli Alat Elektrnonik yang ku inginkan…Aku…juga ingin menjadi
makin Pintar!”
L.O.V.E
Author POV
Hari ini Acara Kenaikan Kelas di adakan. Para guru
dan murid serta Wali Murid telah duduk di Kursi Penonton. Termasuk Yoonjin. Ia tak
henti-hentinya tersenyum ke arah Panggung. Karena ia dengar-dengar, ‘Chanyeol akan menjadi pembawa
acara’
Acara Seketika dimulai. Yoonjin tersenyum lebar,
ketika dua orang presenter naik ke atas panggung. Mwo? 2?
Tapi Yoonjin tak menganggap hal itu masalah. Karena
2 pembawa acara itu namja. Salah satunya Chanyeol tentunya.
3 Jam berlalu. Pidato Guru & Kepala Sekolah,
Musik, Drama, Tari dan Puisi telah ditampilkan. Yoonjin tak berpatisipasi dalam
acara apapun. Apa yang ia banggakan?
Kedua orang tuanya bahkan telah pergi 1 jam lalu karena harus berganti ke
Sekolah Soonjin. Pintar namun menyedihkan, itu yang Yoonjin rasakan.
“Yah Baekhyun-shi apa kau merasa ada yang kurang?”
tanya Chanyeol di atas panggung sambil berbincang dengan Pembawa acara lain,
dengan memasukkan aksen layaknya seorang Presenter.
“Ah…Ne. Selain berbakat dalam Musik dan lain-lain,
ternyata murid-murid di sekolah kita ini sangat pintar. Eoh ne! Kali ini kami
berdua akan mengumumkan para siswa-siswi yang sempat menyandang juara olimpiade
dan lomba olahraga tahun ini. Chanyeol-shi bisa kau sebutkan?”
“ne guraeyo. Pemenang Juara 3 Olimpiade Matematika
tingkat Sekolah tahun ini, Im Yoon Ah. Ne, Silahkan maju ke Panggung,
Yoona-shi,” seru Chanyeol.
Dan tepuk tangan bergemuruh melihat gadis cantik
bernama Im Yoona naik ke panggung.
“Ara. Selanjutnya. Peraih Juara 2 Olimpiade
Matematika Tingkat Nasional adalah, Oh Sehun,”
6 pemenang Olimpiade kini telah berada di Panggung
acara. Namun, tersisa 2 pemenang lagi.
“Juara pertama Olimpiade Sains tingkat Nasional
tahun ini di raih oleh…” ucap Chanyeol menggantung. “Kim Yoonjin,”
Yoonjin membelalakkan matanya. Padahal ia berharap
namanya tak di panggil, meski ia tau bahwa ialah juara unggul Olimpiade Sains
tingkat NASIONAL.
Yoonjin berjalan dengan ragu. Tepukan tangan
Penonton membuatnya gugup. Apalagi saat ia di haruskan untuk…berdiri di samping
Chanyeol. Namun sayang sekali kali ini eomma dan appa tidak sedang berada di
sisinya.
“Ah. Juara pertama sebagai Kapten Basket terbaik
tingkat Provinsi, Park….Park…Park Chanyeol.” kata Chanyeol kikuk membaca
namanya sendiri di kertas khusus yang ia pegang. Namun Teriakan dan tepukan
meriah muncul menyemangatinya.
Kini Saatnya membagi hadiah. Sunny seonsaengnim
mengambilkan hadiah dan diberikan pada Baekhyun untuk di beri lagi pada 8 murid
yang dibanggakan, termasuk Chanyeol.
Baekhyun memberikan
hadiah pada Yoonjin sambil sok senyum. Yoonjin hanya merengut ketika Baekhyun
memberinya hadiah.
‘andaikan saja Chanyeol yang memberikan’ batinnya.
L.O.V.E
Yoonjin POV
Aku memegang setangkai
mawar putih yang seonsaengnim
berikan sambil berjalan keluar Aula Sekolah, dimana disana Acara di adakan.
Namun kini semua selesai. Eomma dan Appa telah pergi 2 jam yang lalu untuk
pergi ke acara kenaikan kelas yang juga di adakan di Sekolah Soonjin. Aish,
bahkan Eomma belum melihatku di panggung tadi. Yah sebenarnya, meski tau aku
diikutkan olimpiade, eomma dan keluargaku yang lain belum tau aku menang
olimpiade. Its Surprise! Aku akan memberitahukan hal ini jika...eomma marah.
Kenapa? Agar eomma berhenti marah. Entahlah kalau kalian tak mengerti lupakan
saja.
“Hei! Yoonjin-shi!”
Aku berhenti
sejenak kemudian menoleh ke arah suara, lebih tepatnya ke arah lapangan yang
terdapat tiang bendera. “Ne?” seruku dengan suara sedikit
nyaring.
“Ayo berfoto!!” seru Yoona. Ya, Yoona yang
memanggilku barusan.
Aku mengangguk kecil lalu berjalan ke arah Yoona
yang berada bersama beberapa teman-teman di sekitar tiang bendera. Ternyata ada
juga murid dari kelas B. Termasuk…Chanyeol.
Yoona menyuruhku berdiri di dekat Chanyeol. Yoona
pun memotretku, Chanyeol, dan teman-temanku. Aku senangnya bukan main. Namun
saat Yoona hendak memotret yang kedua kalinya, tiba-tiba…
“Oii!! Aku ikut!!” ku tolehkan kepalaku ke sumber
suara.
“Baekhyun?” gumamku kecil sambil mengernyit. Dengan
wajah berseri Baekhyun berlari menerobos antara aku dan Chanyeol. Apa-apaan
ini?!
“yah! Yah! Atur posisi yang benar!” seru Yoona.
“Oke oke!” seru Baekhyun. Aku hanya mendengus pelan.
Kenapa ia datang di saat yang tidak tepat?
“untuk apa kau disini?” tanyaku pelan dengan nada
sinis ketika Yoona sudah memotret.
“mwo? Tidak boleh? Memang Sekolah ini punyamu? Apa berada di sini melanggar undang-undang?”
“aish,” aku memalingkan wajahku sambil menyilang
kedua tangan di dada.
“yah! Yoonjin! Chanyeol! Kalian foto berdua! Ayo
berdempetan. Baekhyun-ah kau jangan menghalangi mereka!” seru Yoona. Baekhyun
menghindar. Sejenak hatiku yang mengamuk Seketika digantikan oleh rasa
berbunga.
Cklek!
Yoona memotret kami. Foto kami terlihat bagus. Aku
dan Chanyeol bersampingan dengan seulas senyum yang merekah. Aku akan mengambil
foto ini!
L.O.V.E
Liburan Seminggu. Bukan seperti anak-anak lainnya,
aku malah sangat-sangat tak bersemangat.
“Minggu ini…tidak ada sekolah, tidak ada Chanyeol…”
Aku tau ini hal gila. Bangun pukul 3 pagi hanya
untuk memandang fotoku dan Chanyeol dikamar. Bosan? Tentu saja.
“foto yang ini tidak boleh dibuang,” gumamku terus
memandang foto tersebut. Sejenak aku bangkit dari Ranjang dan menyelipkan foto
itu ke dalam Diaryku. Aku pun memasukkannya kedalam tas sekolah.
“jam 3 pagi. Untuk apa jam 3 pagi?” ucapku memandang
jam beker di atas meja di sisi ranjang. Aku ingin bersepeda. Tapi aku ingat,
Rantai Sepedaku lepas minggu lalu. Gara-gara Baekhyun. Argh! Awas kau Baekhyun!
Bergegas aku mengambil MP3 dan Headset di dalam laci
meja belajar. Ku ambil jaket abu-abu dan memasang Headset putihku yang
tersambung pada MP3. Kupakai sepatu olahraga, dan mulai lah keluar kamar.
Aku berjalan di luar rumah sambil memandang kosong ke arah
jalan.
Duk!
“aw!” aku mengelus kepalaku pelan. Aku mendongak ke atas pohon, memastikan siapa pelakunya.
“Yah!! Siapa yang melempar mangga tadi?!!”
Baekhyun?? Yang benar saja!! Untuk apa dia di atas
pohon pukul 3 pagi? Mau syuting film horror?!
“oh! Mian yah! Kupikir siapa,” tiba-tiba ia melompat dari pohon
sehingga daun-daun rontok dan berjatuhan di atas kepalaku, bahkan beberapa
menyangkut di rambutku.
“Haish!” dengan kesal aku menyingkirkan daun-daun
itu dari tubuhku. “Yak! Untuk apa kau disini pukul 3 pagi?!”
“kau sendiri?” ia malah balik bertanya. Aku langsung
memukul kepalanya.
“jawab dulu pertanyaanku!”
“yah! Santai sedikit bisa tidak sih?! Ne Ne! Aku
bangun pukul 3 pagi hanya ingin mencari sesuatu! Mencari Mangga!” jawabnya
kesal. Ia kemudian melirik sesuatu yang tergeletak di dekatnya. Lalu ia pungut
dan ia sodorkan kehadapanku. “Mangga?”
Aku hanya mengambil mangga itu kesal. “Ne!”
L.O.V.E
“kau suka dongeng apa?” tanya Baekhyun sambil terus
melempar batu-batu kerikil ke danau.
“aku tidak tau pasti. Tapi menurutku dongeng
Cinderella itu bagus. Sifatnya harus diteladani,” jawabku malas sambil
memainkan bunga yang ku petik sebelumnya.
“apa menurutmu Cinderella itu baik?”
“ne. Kalau kau Bagaimana?” tanyaku menoleh ke
arahnya.
“ani,”
“wae?” tanyaku antusias. Setahuku, semua orang
menganggap Cinderella itu baik.
“Cinderella itu kejam. Cinderella asli sangat kejam.
Kalau kau ingin menjadi Cinderella, jadilah Cinderella yang baik,”
“huh?” tanyaku tak begitu Mengerti maksudnya.
“aku pernah membaca cerita asli Cinderella. Di akhir
cerita, Kakak tiri pertama harus memotong kakinya yang besar agar pas dengan
sepatu kaca yang dibawa pangeran. Sedangkan kakak tiri kedua, kakinya harus
dilindas kereta kuda sampai bengkak agar muat juga dengan sepatu yang dibawa
pangeran. Toh ujung-ujungnya Pangeran itu bersama Cinderella. Dan Cinderella
gadis yang kejam. ia membalas
dendam dengan menyuruh ibu tirinya menari-nari memakai Sepatu
panas. Sadis sekali bukan? Dia juga
bla bla bla asdfghjkl,” ujarnya panjang lebar.
“jadi?”
“janganlah menjadi Cinderella yang kejam. Jadilah
Cinderella yang baik kepada semua orang dan jangan menaruh dendam pada siapa
saja,”
Spontan kalimatnya membuatku merasa bersalah. Ya,
Seminggu yang lalu Baekhyun meminjam sepedaku sebentar. Tau-tau saat di
kembalikan, Rantainya malah putus. Karena itu aku sangat sebal pada orang ini,
dan memutuskan untuk bersikap dingin.
“Ma…Maaf,” ucapku.
“mwo?” tanyanya memandangku aneh.
“Ya…Ya maaf.”
Aku tak menyodorkan tanganku atau apa. Tapi, kulihat
ia melempar senyum merekah. Kenapa dengannya? Apa dia tau maksud kalimat yang
barusan kulontarkan?
“Teman?” ia menunjukkan kelingkingnya. Aku tersenyum
lebar lalu membalas kelingkingnya.
“Teman!”
L.O.V.E
Liburan kedua, aku bangun pukul 5 pagi dan keluar
rumah seperti biasa. Kali ini ke taman. Lagi-lagi Baekhyun yang ketemui. Kenapa
Baekhyun? Kenapa tidak Chanyeol saja?
“Untung Taman masih sepi,” katanya.
“Memang kenapa kalau sepi?”
“Aniya. Biasanya aku lomba lari bersama temanku
disana,”
“jadi kau mau lomba lari?” tanyaku.
“terserah,” ucapnya mengeratkan jaketnya karena pagi
ini sangat dingin.
“oke oke ayo lomba lari,”
“serius?”
“ne aku____YA!!! Baekhyun-ah!!” aku pun berlari
mengejar Baekhyun yang lari terlebih dahulu. Aku tau Baekhyun bertubuh –ehm!-
kecil sehingga larinya tidak cukup cepat. Tapi yang jadi masalahnya sekarang,
Tubuhku lebih kecil lagi!!
“YA!!! Baekhyun!!”
Tiba-tiba aku sadar. Kulihat punggung dari seorang Namja
yang sedang berjalan di taman. Karena lariku terlalu cepat, aku susah berhenti
dan,
Bruk!
Begitulah…
“aduh…”
Sungguh malang. Aku yang menabrak tapi aku sendiri
yang terhampas di tanah. Tapi bukan tanah lagi, melainkan aspal yang membentuk
jalan kecil ditaman.
“gwenchanayo?” tanya orang itu menyodorkan tangan membantuku berdiri. Tanpa kulihat wajah orang itu, aku meraih tangannya untuk
berdiri.
“Gwenchana,” ucapku membersihkan celanaku yang
sedikit terkena debu aspal. Namun saat aku melihat orang itu,
“Cha…Chanyeol-shi?”
“ne?”
“a…aniyo.
Mian,” cepat-cepat aku berdiri dan membungkuk lalu lari begitu
saja. Aku bahkan tak membalas uluran tangannya. Saat merasa sudah jauh, aku
berhenti di balik pohon dengan nafas tersengal. Aku gugup jika didekat
Chanyeol! Kalau rame-rame dengan teman sih tidak masalah, tapi ini?? Hanya
berdua!
“hey,”
“WAA!!!” aku terlonjak kaget ketika seseorang menepuk bahuku.
Ternyata Baekhyun. Ah, syukurlah.
“Yoonjin, aku mau
bilang sesuatu,”
Deg!!
Entah kenapa
jantungku terasa berhenti berdetak. “wae...waeyo?”
“kau...jangan
kaget,”
“apa sih? mau
bilang apa?” tanyaku sok kesal. Ternyata ia hanya mau bilang kalau....
“Aku menang lomba
lari!!!” teriaknya nyaring sambil tertawa lebar. Aku mendengus sebal.
“ne aku tau. Tapi
kau curang,”
“mian. Eh! kau
bertemu Chanyeol kan tadi?”
Spontan
pertanyaannya membuatku terdiam sejenak. “la...lalu kenapa?! Setiap hari di
sekolah juga aku bertemu Chanyeol dan itupun bukan masalah,” ucapku mengelak.
“ani. Aku tau kok
kau menyukainya,”
Glek. Setetes
Keringat dingin mulai mengalir.
“a…aniya…Ah! Pukul
7!! Aku pulang dulu ya!” aku pun dengan cepat berjalan Menjauh,
agar terhindar dari pertanyaan bodohnya. Bukan bodoh sih, hanya saja aku enggan
menjawab.
Dari kejauhan aku dapat mendengar dengusannya.
“Aish. Anak itu bodoh apa. Jelas-jelas masih pukul 6 pagi.” Ia menggerutu
L.O.V.E
Liburan berakhir. Ku dengar-dengar dari teman-temanku, banyak murid yeoja
yang akan memberikan Chanyeol hadiah hari ini. Untuk itu, kemarin aku membeli
kotak musik kecil. Jika dibuka maka nampaklah patung kecil sepasang kekasih
yang berputar mengikuti irama lagu. Tidak apa jika dari uang tabunganku
sendiri. Lagipula kan masih bisa menabung lagi.
Aku berjalan
keruang loker. Ternyata banyak juga murid disini. Tapi...semuanya sedang tak
melihatku dan sibuk sendiri. Ku hampiri loker Chanyeol seakan-akan itulah
Lokerku. Saat ku buka, terlihat setumpukan kado-kado berwarna pink dan biru di
loker Chanyeol.
Tanpa ragu aku
memasukkan hadiahku ke dalam loker Chanyeol dan kembali menutup lokernya.
“semoga Chanyeol
menyukainya,” gumamku lalu bergegas menuju kelas.
L.O.V.E
Baekhyun POV
Aku berdiri
bersandar di depan lokerku sambil menutup wajahku dengan buku, atau lebih
tepatnya sok membaca buku. Dari kejauhan ku amati Yoonjin yang memasukkan
barang ke Loker Chanyeol. Kemudian ia pergi.
“ah...untuk apa dia
disana?” gumamku.
“hey,”
Seseorang
mengagetkanku. Yoona? Hah...benar-benar mengejutkan.
“yak. Kau sedang
mengamati seseorang kan?” tanyanya penuh selidik.
“mwo? Aniya...aku
membaca buku! Kau buta??” tanyaku sinis.
“micheo! Kau yang
buta! Lihat, kau membacanya saja terbalik!” Yoona berdecak kemudian berlalu.
Ternyata aku sadar.
Buku yang ku baca, terbalik. Aduh...
Aku berjalan menuju
loker chanyeol. Ku buka lokernya dan kulihat sebuah kado berwarna biru polos
dengan pita biru tua. Kado itu tergeletak di atas baju olahraga Chanyeol,
berbeda dengan kado-kado dari yeoja lain yang di letakkan di tempat buku-buku
Chanyeol.
“Tidak ulang tahun
tapi mendapat begitu banyak hadiah. Haish. Terlalu populer.”
Ku ambil gulungan
surat di dekat kado yang mencuri perhatianku tadi. Ku buka pita gulungannya
dan, begini isinya.
“Untuk Chanyeol-shi”
Chanyeol-shi, ku harap kau menerima hadiahku. Aku memang
gadis biasa, tapi aku berbeda. Aku tidak hanya sekedar penggemarmu. Melainkan
aku sudah sangat mencintaimu.
“dari Penggemar Rahasiamu”
“aish, penggemar
rahasia lagi.”
Aku memang sering
iseng membuka loker Chanyeol dan sering membaca surat-surat yang diberikan pada
Chanyeol. Dan Surat ini-lah yang paling sering. “Penggemar Rahasia”. Ah, enak sekali Chanyeol.
L.O.V.E
Yoonjin POV
Hari kedua menjadi
murid kelas 12. Bertepatan sekali dengan hari pemindahan kelas.
Seperti biasa, aku
memasuki ruang loker. Ku buka tasku dan ku ambil gulungan surat dengan pita
berwarna merah. Aku telah memastikan. Tak ada orang di Ruang Loker. Saat aku hendak
berjalan ke Loker Chanyeol, seseorang memergokiku.
“hey, itu kertas
apa?” tanyanya, ternyata Baekhyun. Aish, kenapa namja ini selalu saja merusak
rencanaku.
“a...aniya.
Ini...fotokopi piagam karate. Nanti aku akan memberikannya pada Kepala Sekolah!
Hehe,” aku hanya nyengir dibuat-buat lalu menghampiri lokerku kikuk. Ku buka
lokerku dan ku masukkan gulungan kertasku kesana. Sebaiknya aku meletakkan ke
loker chanyeol ketika istirahat saja.
Aku cepat-cepat
mengunci lokerku dan berlari keluar ruang loker begitu saja, meninggalkan
Baekhyun yang hanya diam ditempat.
L.O.V.E
Baekhyun POV
Kulihat ia berjalan
cepat keluar Ruangan. ‘Fotokopi piagam karate’. Memangnya dia menang apa? Kalau
di lihat-lihat dari wajahnya dia payah sekali bela diri. Tidak mungkin ikut
karate.
Ku hampiri Loker
Yoonjin. Ternyata kunci lokernya belum dia cabut.
Ku putar kunci
lokernya agar lokernya tak terkunci. Setelah itu, ku buka pintu lokernya dan
kulihat gulungan kertas yang dibawa Yoonjin tadi.
“Untuk Chanyeol-shi.”
Apa kau telah melihat hadiah yang kuberikan? Bagaimana
menurutmu? Ku harap kau bisa menyimpannya dengan baik. Mungkin kau agak kesal
karena aku selalu mengirimimu Surat. Tapi aku menyukaimu...
“dari Penggemar Rahasiamu”
“eh?” aku hanya
menatap kalimat-kalimat itu aneh. Seketika itu, aku tau. Yoonjin lah pengagum
Rahasia Chanyeol.
L.O.V.E
Yoonjin POV
Beberapa meter dari
Ruang loker, langkahku terhenti begitu saja. Ada sesuatu yang ganjil. Aku tidak
sempat mengambil Kunci Lokerku!
Dengan cepat aku
berlari kembali ke Ruang Loker. Saat aku masuk, kulihat Baekhyun
sedang...AAAAKH!!!!!!! SURATKU!!!!!!!!
“Yak!!” dengan
cepat ku ambil surat itu darinya.
“Ah...ternyata kau
ya Pengagum rahasia Chanyeol. Ehm! Chanyeollie! Aku ingin bicara
sesuatu!!” seru Baekhyun berlari keluar ruang Loker. Bergegas aku mengerjarnya
keluar ruangan dan menarik kerah belakang seragamnya.
“Stt…Jebal…jangan beritahu siapapun…termasuk
Chanyeol-shi…”
“beritahu siapa?” tanya seorang namja dengan suara
bass yang khas.
Mataku melebar ketika mengetahui asal suara
tersebut. Chanyeol?! Gawat!
“a…itu…” kataku menggantung, tak bisa melanjutkan
kalimat.
“kalian tadi ada membicarakan aku kan?” tanya
Chanyeol
Baekhyun membuka suara. “Itu! Ternyata Yoonjin-lah
yeoja misterius itu!”
“Baekhyun!!!”
TBC
No comments:
Post a Comment