Thursday 28 March 2013

[1 of 3] LOVE




Author : Park Sung Yeon
Title : Shut Up, Please!
Cast :   Byun Baekhyun
            Kim Yoonjin (OC)
            Park Chanyeol
Others : Yoona (SNSD), Jiyeon (T-ara), Sunhwa (Secret), Dasom (Sistar), Seohyun (SNSD),
Genre : School Life, Friendship, Romance.
Rating : PG-13
Length : Chapter
Sebenarnya Author tuh bingung OC-nya gimana mukanya. Tapi karena ingat film Thailand di Laptop Author yah author pake aja OC dari film itu. Dan yang Author jadiin Cast OC disini aslinya adalah Pimchanok. Mungkin udah pada tau yah. Habisnya saya bosan sih kalau misalnya pake Cast Ulzzang sebagai OC. #lemparBungaBangKAI
L.O.V.E
Author POV
“198, 199, Dua…Ratus!”
Yoonjin menghembuskan nafasnya kasar. Kini ia telah tepat di depan pintu Ruang Kepala Sekolah. Saat ia berjalan ke depan,
“AW!!!”
Ia tak tau bahwa Pintu Ruang Kepala Sekolah tertutup sehingga rapot-rapot siswa yang dibawanya berserakan di lantai.
Aaakh!!!” ia mengacak rambutnya kesal dan menghentak-hentakkan kakinya di lantai. Bagaimana bisa ia membawa rapot seluruh siswi kelas 11 ke Ruang Kepala Sekolah sekaligus???
Yoonjin berjongkok dan cemberut kesal. Ia tak ikhlas dengan tugasnya yang ini. Dengan ragu ia mengambil salah satu rapot siswa untuk menumpuknya kembali lalu dibawa ke Ruang Kepala Sekolah. Namun ia sangat enggan melakukannya.
“butuh bantuan?”
Yoonjin mendongak masih dengan bibir yang menekuk ke bawah. Bukannya semakin tenang, gadis cantik itu malah melempar Rapot Siswa ke arah orang yang kini mengajak ngobrol dengannya, lebih tepatnya menawarkan bantuan. “Aniya!”
“ish. Choding,” Namja itu hanya menyilang kedua tangannya angkuh lalu berlalu dari Yoonjin.
“Yah!!!” Yoonjin berdiri dan hendak melempar rapot kepada murid kelas 11 B itu, namun kegiatannya terhenti begitu saja ketika Pintu Ruang KepSek dibuka dan muncul Pak Kepala Sekolah.
“Ahahaha, Annyeonghassaeyo Seonsaengnim…” Yoonjin hanya tertawa aneh dibuat-buat dan mengurungkan niatnya untuk melempar Rapot.
“ada apa ini? Kenapa semua rapot berserakan disini? Mau kau buang kemana Rapot yang kau pegang?” tanya Kepala Sekolah dengan mata yang semakin melebar. Lebih tepatnya melotot.
“ahaha Aniyo Seonsaengnim. Aku hanya terlalu senang saat melihat Rapot dan ternyata aku tidak tinggal kelas,” ucap Yoonjin berbohong. Padahal Rapot yang ia pegang bukan miliknya.
“jadi kau naik kelas?” tanya Kepala Sekolah mengangkat satu alisnya.
“ah…tentu Seonsaengnim,”
Kepala Sekolah hanya berdecak. Ia mengambil satu rapot yang berserakan di lantai lalu memukul keras lengan Yoonjin.
“Anak nakal! Sudah berani membohongi Guru! Rapotnya saja belum diisi dan kau mengatakan kau sudah naik kelas?! Ku pastikan kau tinggal kelas!”
“Akh, Sakit sekali. Ne…Ne…Mianhae. Maafkan aku Pak,” Yoonjin menyatukan kedua telapak tangannya dan membungkuk beberapa kali.
“Gurae gurae. Bersihkan lagi lalu bawa ke ruanganku,” ujar Kepala sekolah lalu masuk kembali ke dalam Ruangannya.
“ck!” Yoonjin berdecak kesal. Lalu ia menoleh ke arah suara yang menertawainya. Yoonjin menggumam “Byun Baekhyun…Mati kau besok! Huh!”
L.O.V.E
Yoonjin duduk di depan meja belajarnya sambil tengah memegang bingkai foto kecil dan memandang kagum seseorang di foto tersebut.
“Hh…” Yoonjin mencium foto itu seraya menghirup aroma bunga yang baru saja mekar.
Cklek
Yoonjin terlonjak kaget ketika pintu kamarnya terbuka. Ia segera berdiri dan menyembunyikan bingkai foto itu di balik tubuhnya. Namun kini ia bernafas lega, karena yang datang bukanlah ibunya, melainkan adik perempuannya yang lebih muda 2 tahun. Kira-kira kini SMP kelas 2.
“Yah! Kenapa tidak mengetuk pintu?!” seru Yoonjin kesal.
“aniya. Waa Eonnie ada apa di belakang jendela kamarmu?!!” dongsaengnya yang bernama Kim Soonjin itu dengan kaget berteriak menunjuk jendela kamar Yoonjin yang memang sengaja dibuka pada malam hari untuk melihat bintang.
Yoonjin spontan ikut kaget dan berbalik melihat jendela kamarnya. Ia pikir ada maling, makhluk halus atau apa. Ternyata…
“ah! Eomma!! Lihatlah kekasih eonnie!! Ini yang pertama eomma!!” Soonjin malah mengambil bingkai foto yang Yoonjin pegang dan berlari ke Ruang tengah menuju ibunya.
“Andwae!!”
Yoonjin berteriak kesal lalu mengejar adiknya itu. Namun saat ia baru di tengah anak tangga, nampak ibunya di bawah –tepatnya di depan tangga- dengan wajah tak dapat di pastikan. Disertai Soonjin yang tersenyum sinis.
“Eomma…”
“Siapa ini?” Ibu Yoonjin dengan pelan menghampiri Yoonjin sambil memperlihatkan foto Namja yang tertampang dengan cool di Bingkai Foto kecil.
“a…itu..itu…pacar temanku eomma. Yah…i..itu…memang…Aku suka menjodohkan orang lain!”
“apa tulisan ini menunjukkan kalau dia pacar temanmu? Love You Forever. Apa itu?” tanya Ibunya dingin. Mata yoonjin Seketika melotot saat melihat tulisan yang tertampang jelas di tepi foto, ‘Love You Forever, Park Chanyeol’.
“Errr…hanya Fans,”
L.O.V.E
Yoonjin POV
“huhh…” aku mendengus kesal sambil menelungkupkan kepalaku di meja belajar. Sejenak aku memandang bintang-bintang yang terlihat jelas dari jendela kamarku. “aku kehilangan laptopku. Hahhh….”
Aku bangkit lalu duduk di tepi ranjang. Mengambil boneka beruangku yang berukuran sangat besar. “Tuan Beruang…Laptopku akan di sita selamanya…” aku curhat sambil cemberut.
“Tuan Beruang…bantu aku menabung…”
Aku menghela napas. Selama ini aku selalu mencurahkan perasaanku pada Tuan Beruang. Yah meski aku tau itu hanya akan membuang waktu dan tenagaku.
Malam ini, Menyebalkan.
Aku mengalihkan Pandanganku ke jendela. Kulihat benda bercahaya merah kekuningan melayang jauh di Angkasa.
Aku tersenyum lebar. “Bintang Jatuh!” aku Seketika berdiri dan berlari menuju jendela dan menatap langit. Aku ingin meminta permohonan.
Mungkin ini gila. Banyak orang yang menganggap Bintang Jatuh itu hanya sebuah Meteor. Tapi…aku Percaya! Aku sangat percaya dengan mitos itu. Karena Mottoku
‘Di Kehidupanku, Tidak ada yang tidak mungkin’.
#nyontekPunyaTemanDikitGaDosaKan?
“Bintang Jatuh, aku ingin minta sesuatu. Aku harap, kau mendengar dan mengabulkan keinginanku. Aku berharap, akan memperoleh Rengking 1, dan…akan Satu Kelas dengan Chanyeol-shi ketika hari pertama kenaikan kelas nanti. Bintang Jatuh, aku harap kau juga bisa membantuku menabung untuk membeli Alat Elektrnonik yang ku inginkan…Aku…juga ingin menjadi makin Pintar!”
L.O.V.E
Author POV
Hari ini Acara Kenaikan Kelas di adakan. Para guru dan murid serta Wali Murid telah duduk di Kursi Penonton. Termasuk Yoonjin. Ia tak henti-hentinya tersenyum ke arah Panggung. Karena ia dengar-dengar, Chanyeol akan menjadi pembawa acara’
Acara Seketika dimulai. Yoonjin tersenyum lebar, ketika dua orang presenter naik ke atas panggung. Mwo? 2?
Tapi Yoonjin tak menganggap hal itu masalah. Karena 2 pembawa acara itu namja. Salah satunya Chanyeol tentunya.
3 Jam berlalu. Pidato Guru & Kepala Sekolah, Musik, Drama, Tari dan Puisi telah ditampilkan. Yoonjin tak berpatisipasi dalam acara apapun. Apa yang  ia banggakan? Kedua orang tuanya bahkan telah pergi 1 jam lalu karena harus berganti ke Sekolah Soonjin. Pintar namun menyedihkan, itu yang Yoonjin rasakan.
“Yah Baekhyun-shi apa kau merasa ada yang kurang?” tanya Chanyeol di atas panggung sambil berbincang dengan Pembawa acara lain, dengan memasukkan aksen layaknya seorang Presenter.
“Ah…Ne. Selain berbakat dalam Musik dan lain-lain, ternyata murid-murid di sekolah kita ini sangat pintar. Eoh ne! Kali ini kami berdua akan mengumumkan para siswa-siswi yang sempat menyandang juara olimpiade dan lomba olahraga tahun ini. Chanyeol-shi bisa kau sebutkan?”
“ne guraeyo. Pemenang Juara 3 Olimpiade Matematika tingkat Sekolah tahun ini, Im Yoon Ah. Ne, Silahkan maju ke Panggung, Yoona-shi,” seru Chanyeol.
Dan tepuk tangan bergemuruh melihat gadis cantik bernama Im Yoona naik ke panggung.
“Ara. Selanjutnya. Peraih Juara 2 Olimpiade Matematika Tingkat Nasional adalah, Oh Sehun,”
6 pemenang Olimpiade kini telah berada di Panggung acara. Namun, tersisa 2 pemenang lagi.
“Juara pertama Olimpiade Sains tingkat Nasional tahun ini di raih oleh…” ucap Chanyeol menggantung. “Kim Yoonjin,”
Yoonjin membelalakkan matanya. Padahal ia berharap namanya tak di panggil, meski ia tau bahwa ialah juara unggul Olimpiade Sains tingkat NASIONAL.
Yoonjin berjalan dengan ragu. Tepukan tangan Penonton membuatnya gugup. Apalagi saat ia di haruskan untuk…berdiri di samping Chanyeol. Namun sayang sekali kali ini eomma dan appa tidak sedang berada di sisinya.
“Ah. Juara pertama sebagai Kapten Basket terbaik tingkat Provinsi, Park….Park…Park Chanyeol.” kata Chanyeol kikuk membaca namanya sendiri di kertas khusus yang ia pegang. Namun Teriakan dan tepukan meriah muncul menyemangatinya.
Kini Saatnya membagi hadiah. Sunny seonsaengnim mengambilkan hadiah dan diberikan pada Baekhyun untuk di beri lagi pada 8 murid yang dibanggakan, termasuk Chanyeol.
Baekhyun memberikan hadiah pada Yoonjin sambil sok senyum. Yoonjin hanya merengut ketika Baekhyun memberinya hadiah.
‘andaikan saja Chanyeol yang memberikan’ batinnya.
L.O.V.E
Yoonjin POV
Aku memegang setangkai mawar putih yang seonsaengnim berikan sambil berjalan keluar Aula Sekolah, dimana disana Acara di adakan. Namun kini semua selesai. Eomma dan Appa telah pergi 2 jam yang lalu untuk pergi ke acara kenaikan kelas yang juga di adakan di Sekolah Soonjin. Aish, bahkan Eomma belum melihatku di panggung tadi. Yah sebenarnya, meski tau aku diikutkan olimpiade, eomma dan keluargaku yang lain belum tau aku menang olimpiade. Its Surprise! Aku akan memberitahukan hal ini jika...eomma marah. Kenapa? Agar eomma berhenti marah. Entahlah kalau kalian tak mengerti lupakan saja.
“Hei! Yoonjin-shi!”
Aku berhenti sejenak kemudian menoleh ke arah suara, lebih tepatnya ke arah lapangan yang terdapat tiang bendera. “Ne?” seruku dengan suara sedikit nyaring.
“Ayo berfoto!!” seru Yoona. Ya, Yoona yang memanggilku barusan.
Aku mengangguk kecil lalu berjalan ke arah Yoona yang berada bersama beberapa teman-teman di sekitar tiang bendera. Ternyata ada juga murid dari kelas B. Termasuk…Chanyeol.
Yoona menyuruhku berdiri di dekat Chanyeol. Yoona pun memotretku, Chanyeol, dan teman-temanku. Aku senangnya bukan main. Namun saat Yoona hendak memotret yang kedua kalinya, tiba-tiba…
“Oii!! Aku ikut!!” ku tolehkan kepalaku ke sumber suara.
“Baekhyun?” gumamku kecil sambil mengernyit. Dengan wajah berseri Baekhyun berlari menerobos antara aku dan Chanyeol. Apa-apaan ini?!
“yah! Yah! Atur posisi yang benar!” seru Yoona.
“Oke oke!” seru Baekhyun. Aku hanya mendengus pelan. Kenapa ia datang di saat yang tidak tepat?
“untuk apa kau disini?” tanyaku pelan dengan nada sinis ketika Yoona sudah memotret.
“mwo? Tidak boleh? Memang Sekolah ini punyamu? Apa berada di sini melanggar undang-undang?”
“aish,” aku memalingkan wajahku sambil menyilang kedua tangan di dada.
“yah! Yoonjin! Chanyeol! Kalian foto berdua! Ayo berdempetan. Baekhyun-ah kau jangan menghalangi mereka!” seru Yoona. Baekhyun menghindar. Sejenak hatiku yang mengamuk Seketika digantikan oleh rasa berbunga.
Cklek!
Yoona memotret kami. Foto kami terlihat bagus. Aku dan Chanyeol bersampingan dengan seulas senyum yang merekah. Aku akan mengambil foto ini!
L.O.V.E
Liburan Seminggu. Bukan seperti anak-anak lainnya, aku malah sangat-sangat tak bersemangat.
“Minggu ini…tidak ada sekolah, tidak ada Chanyeol…”
Aku tau ini hal gila. Bangun pukul 3 pagi hanya untuk memandang fotoku dan Chanyeol dikamar. Bosan? Tentu saja.
“foto yang ini tidak boleh dibuang,” gumamku terus memandang foto tersebut. Sejenak aku bangkit dari Ranjang dan menyelipkan foto itu ke dalam Diaryku. Aku pun memasukkannya kedalam tas sekolah.
“jam 3 pagi. Untuk apa jam 3 pagi?” ucapku memandang jam beker di atas meja di sisi ranjang. Aku ingin bersepeda. Tapi aku ingat, Rantai Sepedaku lepas minggu lalu. Gara-gara Baekhyun. Argh! Awas kau Baekhyun!
Bergegas aku mengambil MP3 dan Headset di dalam laci meja belajar. Ku ambil jaket abu-abu dan memasang Headset putihku yang tersambung pada MP3. Kupakai sepatu olahraga, dan mulai lah keluar kamar.
Aku berjalan di luar rumah sambil memandang kosong ke arah jalan.
Duk!
“aw!” aku mengelus kepalaku pelan. Aku mendongak ke atas pohon, memastikan siapa pelakunya. “Yah!! Siapa yang melempar mangga tadi?!!”
Baekhyun?? Yang benar saja!! Untuk apa dia di atas pohon pukul 3 pagi? Mau syuting film horror?!
“oh! Mian yah! Kupikir siapa,” tiba-tiba ia melompat dari pohon sehingga daun-daun rontok dan berjatuhan di atas kepalaku, bahkan beberapa menyangkut di rambutku.
“Haish!” dengan kesal aku menyingkirkan daun-daun itu dari tubuhku. “Yak! Untuk apa kau disini pukul 3 pagi?!”
“kau sendiri?” ia malah balik bertanya. Aku langsung memukul kepalanya.
“jawab dulu pertanyaanku!”
“yah! Santai sedikit bisa tidak sih?! Ne Ne! Aku bangun pukul 3 pagi hanya ingin mencari sesuatu! Mencari Mangga!” jawabnya kesal. Ia kemudian melirik sesuatu yang tergeletak di dekatnya. Lalu ia pungut dan ia sodorkan kehadapanku. “Mangga?”
Aku hanya mengambil mangga itu kesal. “Ne!”
L.O.V.E
“kau suka dongeng apa?” tanya Baekhyun sambil terus melempar batu-batu kerikil ke danau.
“aku tidak tau pasti. Tapi menurutku dongeng Cinderella itu bagus. Sifatnya harus diteladani,” jawabku malas sambil memainkan bunga yang ku petik sebelumnya.
“apa menurutmu Cinderella itu baik?”
“ne. Kalau kau Bagaimana?” tanyaku menoleh ke arahnya.
“ani,”
“wae?” tanyaku antusias. Setahuku, semua orang menganggap Cinderella itu baik.
“Cinderella itu kejam. Cinderella asli sangat kejam. Kalau kau ingin menjadi Cinderella, jadilah Cinderella yang baik,”
“huh?” tanyaku tak begitu Mengerti maksudnya.
“aku pernah membaca cerita asli Cinderella. Di akhir cerita, Kakak tiri pertama harus memotong kakinya yang besar agar pas dengan sepatu kaca yang dibawa pangeran. Sedangkan kakak tiri kedua, kakinya harus dilindas kereta kuda sampai bengkak agar muat juga dengan sepatu yang dibawa pangeran. Toh ujung-ujungnya Pangeran itu bersama Cinderella. Dan Cinderella gadis yang kejam. ia membalas dendam dengan menyuruh ibu tirinya menari-nari memakai Sepatu panas. Sadis sekali bukan? Dia juga bla bla bla asdfghjkl,” ujarnya panjang lebar.
“jadi?”
“janganlah menjadi Cinderella yang kejam. Jadilah Cinderella yang baik kepada semua orang dan jangan menaruh dendam pada siapa saja,”
Spontan kalimatnya membuatku merasa bersalah. Ya, Seminggu yang lalu Baekhyun meminjam sepedaku sebentar. Tau-tau saat di kembalikan, Rantainya malah putus. Karena itu aku sangat sebal pada orang ini, dan memutuskan untuk bersikap dingin.
“Ma…Maaf,” ucapku.
“mwo?” tanyanya memandangku aneh.
“Ya…Ya maaf.”
Aku tak menyodorkan tanganku atau apa. Tapi, kulihat ia melempar senyum merekah. Kenapa dengannya? Apa dia tau maksud kalimat yang barusan kulontarkan?
“Teman?” ia menunjukkan kelingkingnya. Aku tersenyum lebar lalu membalas kelingkingnya.
“Teman!”
L.O.V.E
Liburan kedua, aku bangun pukul 5 pagi dan keluar rumah seperti biasa. Kali ini ke taman. Lagi-lagi Baekhyun yang ketemui. Kenapa Baekhyun? Kenapa tidak Chanyeol saja?
“Untung Taman masih sepi,” katanya.
“Memang kenapa kalau sepi?”
“Aniya. Biasanya aku lomba lari bersama temanku disana,”
“jadi kau mau lomba lari?” tanyaku.
“terserah,” ucapnya mengeratkan jaketnya karena pagi ini sangat dingin.
“oke oke ayo lomba lari,”
“serius?”
“ne aku____YA!!! Baekhyun-ah!!” aku pun berlari mengejar Baekhyun yang lari terlebih dahulu. Aku tau Baekhyun bertubuh –ehm!- kecil sehingga larinya tidak cukup cepat. Tapi yang jadi masalahnya sekarang, Tubuhku lebih kecil lagi!!
“YA!!! Baekhyun!!”
Tiba-tiba aku sadar. Kulihat punggung dari seorang Namja yang sedang berjalan di taman. Karena lariku terlalu cepat, aku susah berhenti dan,
Bruk!
Begitulah…
“aduh…”
Sungguh malang. Aku yang menabrak tapi aku sendiri yang terhampas di tanah. Tapi bukan tanah lagi, melainkan aspal yang membentuk jalan kecil ditaman.
“gwenchanayo?” tanya orang itu menyodorkan tangan membantuku berdiri. Tanpa kulihat wajah orang itu, aku meraih tangannya untuk berdiri.
“Gwenchana,” ucapku membersihkan celanaku yang sedikit terkena debu aspal. Namun saat aku melihat orang itu,
“Cha…Chanyeol-shi?”
“ne?”
“a…aniyo. Mian,” cepat-cepat aku berdiri dan membungkuk lalu lari begitu saja. Aku bahkan tak membalas uluran tangannya. Saat merasa sudah jauh, aku berhenti di balik pohon dengan nafas tersengal. Aku gugup jika didekat Chanyeol! Kalau rame-rame dengan teman sih tidak masalah, tapi ini?? Hanya berdua!
“hey,”
WAA!!!” aku terlonjak kaget ketika seseorang menepuk bahuku. Ternyata Baekhyun. Ah, syukurlah.
“Yoonjin, aku mau bilang sesuatu,”
Deg!!
Entah kenapa jantungku terasa berhenti berdetak. “wae...waeyo?”
“kau...jangan kaget,”
“apa sih? mau bilang apa?” tanyaku sok kesal. Ternyata ia hanya mau bilang kalau....
“Aku menang lomba lari!!!” teriaknya nyaring sambil tertawa lebar. Aku mendengus sebal.
“ne aku tau. Tapi kau curang,”
“mian. Eh! kau bertemu Chanyeol kan tadi?”
Spontan pertanyaannya membuatku terdiam sejenak. “la...lalu kenapa?! Setiap hari di sekolah juga aku bertemu Chanyeol dan itupun bukan masalah,” ucapku mengelak.
“ani. Aku tau kok kau menyukainya,”
Glek. Setetes Keringat dingin mulai mengalir.
“a…aniya…Ah! Pukul 7!! Aku pulang dulu ya!” aku pun dengan cepat berjalan Menjauh, agar terhindar dari pertanyaan bodohnya. Bukan bodoh sih, hanya saja aku enggan menjawab.
Dari kejauhan aku dapat mendengar dengusannya. “Aish. Anak itu bodoh apa. Jelas-jelas masih pukul 6 pagi.” Ia menggerutu
L.O.V.E
Liburan berakhir. Ku dengar-dengar dari teman-temanku, banyak murid yeoja yang akan memberikan Chanyeol hadiah hari ini. Untuk itu, kemarin aku membeli kotak musik kecil. Jika dibuka maka nampaklah patung kecil sepasang kekasih yang berputar mengikuti irama lagu. Tidak apa jika dari uang tabunganku sendiri. Lagipula kan masih bisa menabung lagi.
Aku berjalan keruang loker. Ternyata banyak juga murid disini. Tapi...semuanya sedang tak melihatku dan sibuk sendiri. Ku hampiri loker Chanyeol seakan-akan itulah Lokerku. Saat ku buka, terlihat setumpukan kado-kado berwarna pink dan biru di loker Chanyeol.
Tanpa ragu aku memasukkan hadiahku ke dalam loker Chanyeol dan kembali menutup lokernya.
“semoga Chanyeol menyukainya,” gumamku lalu bergegas menuju kelas.
L.O.V.E
Baekhyun POV
Aku berdiri bersandar di depan lokerku sambil menutup wajahku dengan buku, atau lebih tepatnya sok membaca buku. Dari kejauhan ku amati Yoonjin yang memasukkan barang ke Loker Chanyeol. Kemudian ia pergi.
“ah...untuk apa dia disana?” gumamku.
“hey,”
Seseorang mengagetkanku. Yoona? Hah...benar-benar mengejutkan.
“yak. Kau sedang mengamati seseorang kan?” tanyanya penuh selidik.
“mwo? Aniya...aku membaca buku! Kau buta??” tanyaku sinis.
“micheo! Kau yang buta! Lihat, kau membacanya saja terbalik!” Yoona berdecak kemudian berlalu.
Ternyata aku sadar. Buku yang ku baca, terbalik. Aduh...
Aku berjalan menuju loker chanyeol. Ku buka lokernya dan kulihat sebuah kado berwarna biru polos dengan pita biru tua. Kado itu tergeletak di atas baju olahraga Chanyeol, berbeda dengan kado-kado dari yeoja lain yang di letakkan di tempat buku-buku Chanyeol.
“Tidak ulang tahun tapi mendapat begitu banyak hadiah. Haish. Terlalu populer.”
Ku ambil gulungan surat di dekat kado yang mencuri perhatianku tadi. Ku buka pita gulungannya dan, begini isinya.
“Untuk Chanyeol-shi”
Chanyeol-shi, ku harap kau menerima hadiahku. Aku memang gadis biasa, tapi aku berbeda. Aku tidak hanya sekedar penggemarmu. Melainkan aku sudah sangat mencintaimu.
“dari Penggemar Rahasiamu”

“aish, penggemar rahasia lagi.”
Aku memang sering iseng membuka loker Chanyeol dan sering membaca surat-surat yang diberikan pada Chanyeol. Dan Surat ini-lah yang paling sering. “Penggemar Rahasia”.  Ah, enak sekali Chanyeol.
L.O.V.E
Yoonjin POV
Hari kedua menjadi murid kelas 12. Bertepatan sekali dengan hari pemindahan kelas.
Seperti biasa, aku memasuki ruang loker. Ku buka tasku dan ku ambil gulungan surat dengan pita berwarna merah. Aku telah memastikan. Tak ada orang di Ruang Loker. Saat aku hendak berjalan ke Loker Chanyeol, seseorang memergokiku.
“hey, itu kertas apa?” tanyanya, ternyata Baekhyun. Aish, kenapa namja ini selalu saja merusak rencanaku.
“a...aniya. Ini...fotokopi piagam karate. Nanti aku akan memberikannya pada Kepala Sekolah! Hehe,” aku hanya nyengir dibuat-buat lalu menghampiri lokerku kikuk. Ku buka lokerku dan ku masukkan gulungan kertasku kesana. Sebaiknya aku meletakkan ke loker chanyeol ketika istirahat saja.
Aku cepat-cepat mengunci lokerku dan berlari keluar ruang loker begitu saja, meninggalkan Baekhyun yang hanya diam ditempat.
L.O.V.E
Baekhyun POV
Kulihat ia berjalan cepat keluar Ruangan. ‘Fotokopi piagam karate’. Memangnya dia menang apa? Kalau di lihat-lihat dari wajahnya dia payah sekali bela diri. Tidak mungkin ikut karate.
Ku hampiri Loker Yoonjin. Ternyata kunci lokernya belum dia cabut.
Ku putar kunci lokernya agar lokernya tak terkunci. Setelah itu, ku buka pintu lokernya dan kulihat gulungan kertas yang dibawa Yoonjin tadi.

“Untuk Chanyeol-shi.”
Apa kau telah melihat hadiah yang kuberikan? Bagaimana menurutmu? Ku harap kau bisa menyimpannya dengan baik. Mungkin kau agak kesal karena aku selalu mengirimimu Surat. Tapi aku menyukaimu...
“dari Penggemar Rahasiamu”

“eh?” aku hanya menatap kalimat-kalimat itu aneh. Seketika itu, aku tau. Yoonjin lah pengagum Rahasia Chanyeol.
L.O.V.E
Yoonjin POV
Beberapa meter dari Ruang loker, langkahku terhenti begitu saja. Ada sesuatu yang ganjil. Aku tidak sempat mengambil Kunci Lokerku!
Dengan cepat aku berlari kembali ke Ruang Loker. Saat aku masuk, kulihat Baekhyun sedang...AAAAKH!!!!!!! SURATKU!!!!!!!!
“Yak!!” dengan cepat ku ambil surat itu darinya.
“Ah...ternyata kau ya Pengagum rahasia Chanyeol. Ehm! Chanyeollie! Aku ingin bicara sesuatu!!” seru Baekhyun berlari keluar ruang Loker. Bergegas aku mengerjarnya keluar ruangan dan menarik kerah belakang seragamnya.
“Stt…Jebal…jangan beritahu siapapun…termasuk Chanyeol-shi…”
“beritahu siapa?” tanya seorang namja dengan suara bass yang khas.
Mataku melebar ketika mengetahui asal suara tersebut. Chanyeol?! Gawat!
“a…itu…” kataku menggantung, tak bisa melanjutkan kalimat.
“kalian tadi ada membicarakan aku kan?” tanya Chanyeol
Baekhyun membuka suara. “Itu! Ternyata Yoonjin-lah yeoja misterius itu!”
“Baekhyun!!!”

TBC

No comments:

Post a Comment